APLIKASI MODEL SAINS-TEKNOLOGI-MASYARAKAT (STM) SECARA KOOPERATIF DALAM PEMBELAJAN BIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS XI IPA SMAN 9 KOTA BENGKULU

Main Authors: Apriliana, Risa, Diah , Aryulina, Riyanto, Riyanto
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/2553/1/RISA%20APRILIANA.pdf
http://repository.unib.ac.id/2553/
Daftar Isi:
  • Tujuan penelitian ini untuk memerbaiki proses pembelajaran dengan aplikasi model sains- teknologi-masyarakat (STM) secara Kooperatif dalam pembelajaran biologi untuk meningkatkan kompetensi siswa kelas XI IPA SMAN 9 Kota Bengkulu. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan metode deskriptif. Subjek penelitian ini adalah guru dan semua siswa kelas XI IPA. Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan tiga jenis instrumen yaitu pedoman observasi guru dan siswa pada pembelajaran model STM secara kooperatif STAD, lembar unjuk kerja ilmiah, LKS, latihan, dan tes. Penelitian dilakukan dengan tiga siklus perbaikan yang saling terkait, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Data dianalisis secara deskriptif dengan menghitung rerata dan ketuntasan KKI dan KPK. Hasil penelitian melalui aplikasi model sains-teknologi-masyarakat di kelas XI IPA SMAN 9 Kota Bengkulu umumnya menunjukkan peningkatan skor. Rerata KKI di siklus I adalah 75, siklus II yaitu 74, dan meningkat di siklus III menjadi 81, sedangkan ketuntasannya di siklus I dan II 100% dan menurun di siklus III menjadi 90%. Rerata KPK di siklus I adalah 58, meningkat di siklus II sebesar 59 dan meningkat cukup besar di siklus III menjadi 71, sedangkan ketuntasannya mengalami peningkatan di setiap siklusnya, di siklus I yaitu 33%, siklus II adalah 54%, dan siklus III menjadi 87%. Tahap pembelajaran yang diperbaiki di siklus II pada kemampuan menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran, belajar kelompok dan membimbing diskusi siswa untuk memecahkan masalah, serta mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai hasil diskusi kelompok. Sedangkan di siklus III peningkatannya dilakukan pada kemampuan belajar kelompok dan membimbing diskusi siswa untuk memecahkan masalah.