STUDI EMPIRIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA INDUSTRI FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2003-2007

Main Authors: Lestari, Jeni, Sri, Adji Prabawa
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/2295/1/JENI.pdf
http://repository.unib.ac.id/2295/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, operating leverage, profitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan penjualan terhadap keputusan struktur modal perusahaan industri Farmasi. Variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan, operating leverage, profitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan penjualan merupakan variabel independen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan industri Farmasi yang terdaftar di BEI periode penelitian antara tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling, sehingga diperoleh 9 (sembilan) perusahaaan industri Farmasi. Sedangkan pengumpulan data dilakukan secara Cross Section Pooling Data. Selanjutnya data dianalisis dengan metode regresi linier berganda yaitu dengan menggunakan uji F dan Uji t. Dari hasil penelitian diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut: DTA = 0.988 +(-0.782) FTA + 0.001 SIZE + (-0.001) DOL +(-0.203) NPM + (-0.136) CR + 0.002 GS R = 0.862 R2 = 0.744 Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan likuiditas memiliki pengaruh terhadap tingkat utang dalam struktur modal. Sedangkan variabel independen lainnya seperti operating leverage, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap tingkat utang dalam struktur modal. Mengacu pada hasil tersebut, manajer keuangan diharapkan dapat memberikan alternatif-alternatif pillihan sumber pendanaan dari hutang yang paling aman. Misalnya dengan meminjam dana yang memiliki tingkat suku bunga yang rendah atau meminjam dana pada institusi lembaga keuangan yang memberikan jangka waktu pengembalian hutang yang lebih panjang. Hal tersebut bertujuan agar perusahaan dapat menekan risiko kerugian.