KEDUDUKAN DOI’ MENRE’ (UANG ANTARAN) DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT ADAT BUGIS DI KELURAHAN PADANG SERAI KECAMATAN KAMPUNG MELAYU KOTA BENGKULU

Main Authors: NUR FITRIANI, RIZKIE, Herawan, Sauni, Andry, Harijanto
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/20819/1/SKRIPSI%20RIZKIE%20NUR%20FITRIANI.pdf
http://repository.unib.ac.id/20819/
Daftar Isi:
  • Proses doi‟ menre‟ ( uang antaran ) dalam hukum perkawinan adat Bugis di Kelurahan Padang Serai Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu, pada waktu penentuan besaran doi menre’ yang akan diberikan oleh pihak lak-laki kepada pihak perempuan adalah ketika sang calon mempelai laki-laki yang diwakili oleh sang paman atau keluarga inti lainya datang menemui keluarga calon mempelai perempuan untuk pertama kalinya. Dalam waktu tersebut juga ditentukan kapan dan bagaimana proses pernikahan yang diinginkan oleh kedua bela pihak. Hal-hal yang ikut menjadi bahasan pada proses lamaran yaitu: Sompa (mahar), Doi‟ Menre /Balanca/uang naik, Tanra Esso ( Harijadinya pesta), permaslahan masalah pakaian perkawinan adat. Pada saat lamaran tersebut baru di sampaikan berapa doi’ menre yang harus di berikan oleh keluarga laki- laki kepada keluarga perempuan. Doi menre‟ sangat penting dalam proses pernikahan adat Bugis yang ada di kelurahan Padang Serai, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu, karena jika tidak ada doi menre’ maka pernikahan yang diinginkan akan sulit untuk dicapai bahkantidak akan terjadinya suatu pernikahan. 2. Kedudukan doi‟ menre‟ ( uang antaran ) dalam hukum perkawinan adat Bugis di Kelurahan Padang Serai Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu, sangat penting. Jika tidak ada doi‟ menre‟ maka tidak akan berlangsungnya suatu 79 80 perkawinan, karena masyarakat adat Bugis khususnya yang ada di padang serai masih memegang teguh tardisi tersebut.