FOLKLORE REJUNG PADA KELOMPOK ETNIK SERAWAI DI PROVINSI BENGKULU
Main Authors: | Sarwono, Sarwit, Agus, Joko Purwadi |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
FISIP Unair
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/20703/1/ARTIKEL%20MASYARAKAT%2C%20KEBUDAYAAN%20DAN%20PLITIK%202013.pdf http://repository.unib.ac.id/20703/ |
Daftar Isi:
- Tulisan ini dimaksudkan membahas folklore rejung pada kelompok etnik Serawai di Bengkulu. Aspek yang dicermati adalah struktur dan makna rejung. Data dikumpulkan melalui studi lapangan dan studi pustaka. Data lapangan dikumpulkan melalui wawancara, perekaman, dan/atau pencatatan dari sejumlah informan serta pengamatan. Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan teks-teks rejung dalam rupa manuskrip Ulu. Analisis dilakukan secara tekstual, kontekstual dan intertekstual. Analisis data memperlihatkan hasil bahwa teks rejung memiliki struktur paralel yang menggambarkan dua hal yang beroposisi. Ada bujang dan ada gadis yang tidak berkerabat. Ada penari-perejung yang melantukan bait-bait rejung yang mengandung berbagai topik seputar pergaulan muda-mudi dan ada penonton. Si penari-perejung melantunkan bait-bait rejung sebagai bagian dari pengalamannya di satu pihak dan para penonton menikmati bait -bait itu juga sebagai bagian dari pengalamannya. Dalam proses tari adat, baik pengantin, apit pengantin, para muda-mudi, orang-orang tua dan anak-anak, dimungkinkan turut menai pada kesempatan babak yang disediakan untuk masing-masing kelompok itu. Selanjutnya, rejung dalam tari adat merupakan simpul dua dunia, yang satu adalah dunia berugo, dunia dalam lingkungan keluarga, dunia lajang muda-mudi, dan yang satunya lagi adalah dunia laman libagh, dunia sesudah menikah dan berumah tangga, dunia dalam kehidupan sosial yang lebih luas. Dunia berugo adalah dunia tanpa tanggung jawab sosial karena seorang yang belum menikah masih menjadi tanggung jawab orang tuanya, sementara dunia laman libagh adalah dunia dengan tanggung jawab sosial karena mereka yang sudah menikah memiliki tanggung jawabnya sendiri.