IDENTIFIKASI KOEFISIEN ATENUASI, INDEKS KERENTANAN SEISMIK DAN FREKUENSI GETARAN TANAH UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KEMAMPUAN SEDIMEN DALAM RANGKA PERENCANAAN TATA KOTA BENGKULU

Main Authors: Farid, Mukhammad, Arif, Ismul Hadi
Format: Monograph NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/20394/1/1.%20IDENTIFIKASI%20KOEFISIEN%20ATENUASI.pdf
http://repository.unib.ac.id/20394/
Daftar Isi:
  • Koefisien atenuasi, indeks kerentanan seismik dan frekuensi getaran tanah merupakan indikator yang dapat mengetahui kemampuan sedimen dalam menahan beban yang ada di atasnya dari goncangan gempabumi. Kota Bengkulu yang berada di wilayah rawan gempabumi akan terus dilanda gempabumi sekurang-kurangnya 12 kali dalam seminggu dengan kekuatan di atas 4 SR. Kondisi ini akan sangat bermsalah bagi kota Bengkulu yang akan terus membangun infra strukturnya. Tahun 1943 terjadi gempabumi dengan kekuatan 7,4 SR yang banyak menimbulkan kerusakan infrastruktur dan korban jiwa. Paska gempabumi pemerintah harus membangun kembali bangunan yang rusak berat dan rusak total. Kerugian material, nyawa dan waktu begitu besar sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk itu secara preventif harus bisa dilakukan upaya antisipasi dalam rangka menghindari kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya gempabumi. Salah satu cara preventif yang harus dilakukan adalah mengetahui peta koefisien atenuasi, peta indeks kerentanan seismik dan peta frekuensi getaran tanah di wilayah yang akan dikembangkan untuk pembangunan kota. Survey mikroseismik dilakukan untuk memperoleh data getaran tanah yang dapat memberikan informasi tentang frekuensi dominan dan faktor amplifikasi, yang dari keduanya diperoleh indeks kerentanan seismik (Kg). Data getaran tanah juga dapat memberikan informasi tentang kuantitas bandwidth pada setiap spektrum yang terjadi di setiap titik pengamatan. Dari kuantitas bandwidth ini akan diketahui koefisien atenuasi dari suatu wilayah. Data mikrosismik diakusisi langsung meggunakan portable seismograf periode pendek 3 komponen, sedangkan data gempabumi diakuisisi dari data historik gempabumi berupa data sekunder dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Dari data historik gempabumi akan diperoleh percepatan getaran tanah maksimum. Peta indeks kerentanan seismik, frekuensi getaran tanah dan koefisien atenuasi dibuat dengan menggunakan software arcMap. Hasil yang diperoleh, nilai frekuensi geratan tanah bervariasi dari 1,1 Hz sampai dengan 15,2 Hz. Nilai koefisien atenuasi bervariasi dari 0,004 sampai dengan 0,105. Nilai Indeks Kerentanan Seismik bervariasi dari 0,3 sampai dengan 25,2. Untuk selanjutnya besaran-besaran tersebut di atas akan dipetakan sesuai dengan koordinat lintang dan bujur. Peta akan dibuat dengan software ArcMap. Dengan peta ini akan dilakukan pembahasan berkaitan dengan Tingkat Kemampuan Sedimen dalam Rangka Perencanaan Tata Kota Bengkulu.