PENGARUH LEVEL PUTIH TELUR TERHADAP SEPARASI SPERMATOZOA X DAN Y PADA SAPI BALI DI UPTD IB TALANG KERING BENGKULU

Main Authors: Hutasoit, Jonatan Manuari Tobat, Irma, Badarina, Heri, Dwi Putranto
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/20335/1/Jonatan%20Manuari%20Tobat%20Hutasoit.pdf
http://repository.unib.ac.id/20335/
Daftar Isi:
  • Usaha ternak sapi di Indonesia membutuhkan perhatian khusus terkait dengan upaya untuk mempertahankan dan menunjang peningkatan produksi. Pengembangan bioteknologi reproduksi seperti Inseminasi Buatan (IB) dengan implementasi teknologi sexing spermatozoa telah dilakukan. Teknologi sexing spermatozoa adalah proses pemisahan spermatozoa X dan Y, merupakan salah satu teknologi untuk memperoleh kelahiran pedet berjenis kelamin sesuai dengan yang diinginkan. Peternak sapi perah akan lebih mengharapkan kelahiran anak betina (untuk produksi susu) dari suatu perkawinan dibanding anak jantan, tetapi sebaliknya bagi peternak sapi potong tentunya akan lebih mengharapkan kelahiran anak jantan (mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi) dibanding anak betina. Teknologi sexing spermatozoa merupakan kemajuan dalam bidang bioteknologi reproduksi yang terus berkembang seiring perkembangan zaman. Sexing spermatozoa memerlukan pengencer yang mampu melindungi dan menyediakan lingkungan yang optimal bagi spermatozoa, agar kualitas spermatozoa hasil sexing spermatozoa dapat dipertahankan. Pemakaian putih telur merupakan salah satu metode sexing spermatozoa yang mudah diaplikasikan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji level penggunaan putih telur sebagai bahan pengencer sexing spermatozoa sapi Bali di UPTD IB Talang Kering Bengkulu. Penggunaan putih telur sebagai bahan pengencer sexing spermatozoa diduga dapat mempengaruhi pemisahan spermatozoa X dan Y Sapi Bali di UPTD IB Talang Kering Bengkulu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2018, bertempat di UPTD IB Talang Kering Bengkulu. Objek yang diamati semen segar Sapi Bali berumur 8 tahun dan sudah bersertifikat LSPro. Metode penelitian yang digunakan adalah metode ekperimental dengan desain penelitian rancangan acak lengkap. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik, kuantitatif deskriptif. Terdapat empat perlakuan (P1 = 5% putih telur pada fraksi atas dan 10% putih telur pada fraksi bawah, P2 =10% putih telur pada fraksi atas dan 15% putih telur pada fraksi bawah, P3 = 15% putih telur pada fraksi atas dan 20% putih telur pada fraksi bawah, dan P4 = 20% putih telur pada fraksi atas dan 25% putih telur pada fraksi bawah) dengan mengamati empat parameter kualitas semen (mortalitas dan viabilitas, abnormalitas dan kemurnian separasi spermatozoa X dan Y). Level putih telur yang paling efektif untuk dijadikan medium sexing spermatozoa adalah 15 % pada fraksi atas dan 20 % pada fraksi bawah (Perlakuan P3).