STUDI KARAKTERISTIK MORFOLOGI SIFAT FISIK DAN FISIOLOGIS BENIH ULIN (Eusideroxylon zwageri T.et.B)
Main Authors: | Dewi, Naini Astri Intan Purnama, Putranto, BAN, Saprinurdin, Saprinurdin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/20292/1/SKRIPSI%20INTAN%20PURNAMA%20DEWI%20E1B014076%20%28KEHUTANAN%29.pdf http://repository.unib.ac.id/20292/ |
Daftar Isi:
- Ulin atau bulian (Eusideroxylon zwageri) dikelompokkan ke dalam suku Lauraceae, tumbuh dan hidup berpencar pada hutan-hutan primer dataran rendah dan bercampur dengan kelompok suku Dipterocarpaceae. Persebaran tumbuhan ini meliputi Sumatera, Bangka, Belitung, Kalimantan dan kepulauan Sulu dan Palawa (Filipina) (Kostermants et al., 2002). Ulin mempunyai keunggulan diantaranya, kayunya sangat kuat dan sangat awet, bijinya dapat menghasilkan lebih dari satu bibit bila dilakukan pemotongan biji, namun pertumbuhannya sangat lambat (Effendi, 2006). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana morfologi, sifat fisik dan fisiologis benih ulin. Penelitian ini dilakukan di laboratorium kehutanan mulai dari bulan Agustus 2018 – Mei 2019 dengan menggunakan benih yang diambil dari PT. REKI (Restorasi Ekosistem Indonesia) Provinsi Jambi untuk analisis sifat fisik dan morfologi serta benih dari Balai Perbenihan Tanaman Kehutanan Wilayah I Palembang, Sumatra Selatan untuk analisis fisiologis. Metode yang digunakan pada analisis morfologi adalah metode deskriptif benih angiospermae serta data hasil pengukuran diuji menggunakan metode selang kepercayaan 95% α=0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji ulin termasuk biji yang sangat besar dengan ukuran yang bervariasi, berbentuk elips hingga bulat telur atau bulat, dengan seed apex (ujung biji) sedikit meruncing dan bagian pangkal biji membulat. Kotiledon tidak menempel pada testa, berwarna coklat muda. Embrio melekat pada kotiledon dan terletak sepanjang sumbu mulai dari pangkal hingga ujung biji memiliki warna yang hampir sama dengan kotiledon, namun terkadang sedikit lebih gelap bertekstur halus dan sedikit mengkilap, berbentuk lonjong. Pada analisis sifat fisik diperoleh hasil biji ulin memiliki ukuran bervariasi, dengan nilai kadar air benih berkisar antara 31.47-49.79 % yang menunjukan bahwa benih ulin merupakan benih kelompok rekalsitran. Ulin masuk kategori benih poliembrioni dengan tipe perkecambahan hypogeal, karna benih ulin merupakan benih rekalsitran, kadar air dan penyimpanan sangat berpengaruh pada viabilitas dan vigoritasnya.