PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) SECARA IN VITRO PADA MEDIA MS DENGAN PENAMBAHAN 2,4-D DAN BAP
Main Authors: | Manurung, Rolly, Usman, Kris Joko Suharjo, Rustikawati, Rustikawati |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/20216/1/SKRIPSI%20ROLLY%20MANURUNG%20%28E1J013121%29.pdf http://repository.unib.ac.id/20216/ |
Daftar Isi:
- Tanaman buah naga (Hylocereus costaricensis) merupakan tanaman jenis kaktus yang berasal dari Meksiko dan mulai dikenal dan dibudidayakan di Indonesia pada tahun 2001. Buah naga dapat diperbanyak secara vegetatif (stek batang) maupun secara generatif (biji). Perbanyakan dengan stek batang maupun melalui biji (konvensional) memerlukan waktu yang relatif lama sehingga untuk memenuhi kebutuhan bibit dilakukan alternatif lain yaitu dengan kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan metode perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan bagian tanaman yang ditumbuhkan dalam kondisi yang aseptik dan mampu menghasilkan tanaman baru dalam jumlah besar, seragam dan dalam waktu yang relatif singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi mengetahui pengaruh interaksi antara 2,4-D dan BAP pada kultur in vitro buah naga, menentukan konsentrasi 2,4-D yang optimum untuk pertumbuhan eksplan buah naga secara in vitro, menentukan konsentrasi BAP yang optimum untuk pertumbuhan eksplan buah naga secara in vitro. Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2017 sampai dengan Juni 2018 di Laboratorium Agronomi Divisi Bioteknologi dan Kultur Jaringan Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor dan 5 ulangan. Faktor pertama yang diuji adalah BAP dengan 4 taraf yaitu S0 (0 ppm) S1( 2 ppm), S2(4 ppm) dan S3 (6 ppm) sedangkan faktor kedua adalah 2,4-D dengan 4 taraf A0 (0 ppm), A1 (0,2 ppm), A2 (0,4ppm) dan A3 (0,6 ppm) diperoleh 80 satuan percobaan. Hasil menunjukkan terdapat interaksi antara 2,4-D dan BAP terhadap tinggi tunas. Kontrol media MS tanpa penambahan 2,4-D dan BAP menghasilkan tunas tertinggi sebesar 18 mm. Tunas terendah diperoleh pada konsentrasi 0 ppm BAP + 0,6 ppm 2,4-D dengan tinggi tunas sebesar 5 mm. Perlakuan tunggal 2,4-D berpengaruh nyata terhadap panjang akar dan jumlah akar, namun menghambat/ menekan pertumbuhan akar buah naga sedangkan perlakuan tunggal BAP tidak berpengaruh nyata pada seluruh variabel pengamatan. Kata Kunci: Kultur jaringan, buah naga, 2,4-D, BAP