Respon Pertumbuhan dan Ketahanan Kelapa Sawit Pre Nursery Terhadap Penyakit Busuk Pangkal Batang (Ganoderma boninense) dengan Aplikasi Kultur Filtrat Trichoderma sp

Main Authors: Wulandari, Nurfitri, Tunjung, Pamekas, Yulian, Yulian
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/20194/1/SKRIPSI.pdf
http://repository.unib.ac.id/20194/
Daftar Isi:
  • Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah salah satu komoditas tanaman industri penting di Indonesia penghasil minyak nabati yang potensi produksinya jauh lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Salah satu kendala yang dihadapi dalam peningkatan produksi kelapa sawit pada beberapa tahun ini adalah serangan penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) yang disebabkan oleh jamur Ganoderma boninense yang merupakan jamur patogen tular tanah. Salah satu pengendalian yang ramah lingkungan adalah dengan pemanfaatan kultur filtrat Trichoderma sp. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan konsentrasi kultur filtrat Trichoderma sp. yang terbaik untuk mengendalikan Ganoderma boninense pada pembibitan sawit Pre Nursery. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April hingga Oktober 2018 di Laboratorium Proteksi Tanaman, dan dirumah kassa Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, dengan ketinggian ±10 meter diatas permukaan laut. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu konsentrasi kultur filtrat Trichoderma sp. yang terdiri dari K0 = 0 ppm, K1 = 10 ppm, K2 = 25 ppm, K3 = 50 ppm, K4 = 75 ppm, dan K5 = 100 ppm, dengan diulang sebanyak 5 dan setiap ulangan terdiri dari 2 tanaman sampel dan 6 polibag tepisah yang dijadikan sebagai sampel destruktif sehingga didapatkan 66 satuan percobaan. Hasil penelitian secara Invitro menunjukkan bahwa perlakuan kultur filtrat Trichoderma sp. dengan konsentrasi 75 ppm dan 100 ppm paling baik dalam menghambat pengkembangan jamur Ganoderma boninense. Secara invivo perlakuan kultur filtrat Trichoderma sp. terbukti konsentrasi 75 ppm dan 100 ppm adalah yang terbaik. Berdasarkan analisis asam salsilat tidak terdeteksi kandungan asam salsilat.