RESPON PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN BIOKIMIA SEMBILAN GENOTIPE CABAI MERAH (Capssicum annum L) TERHADAP PENYAKIT LAYU FUSARIUM
Main Authors: | Wahyuni, Marisa, Tunjung, Pamekas, Dwi Wahyuni, Ganefianti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/20182/1/Respon%20Pertumbuhan%20Dan%20Ketahanan%20Biokimia%20Sembilan%20Genotipe%20Cabai%20Merah%20%28Capsicum%20Annum%20L%29%20Terhadap%20Penyakit%20Layu%20Fusarium%20%28Pdf%29..pdf http://repository.unib.ac.id/20182/ |
Daftar Isi:
- Penyakit layu fusarium merupakan penyakit yang disebabkan oleh cendaawan Fusarium oxysforum. Penyakit ini mengakibatkan kerugian hasil panen sebesar 50%. Salah satu pengendalian yang efektif yaitu dengan menggunakan varietas tahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respon pertumbuhan dan ketahanan biokimia genotipe cabai merah koleksi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu terhadap penyakit layu fusarium. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal yang terdiri dari 9 genotipe cabai merah yaitu G1, G2, G3, G4, G5, G6, G7, G9, G10 dan 3 ulangan dengan setiap ulangan terdiri 2 tanaman, semua tanaman uji diinokulasi dengan suspensi cendawan F. oxysporum sebanyak 1 ml/tanaman, sebagai kontrol disiapkan 10 polibag dan sebagai destruktif disiapkan 10 polibag. Inokulasi suspensi cendawan F. oxysporum dengan kerapatan 107. Jadi satuan percobaan diperoleh 74 polibag. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9 genotipe tanaman cabai yang diinokulasi cendawan F. oxysporum memiliki masa inkubasi berkisar 41-76 HSI dengan persentase serangan yaitu 0-50% dan intensitas serangan berkisar 20%-40%. Intensitas serangan cendawan F. oxysporum paling tinggi pada G7 dan paling rendah pada G3, G4, G6, dan G9. Persentase jaringan pembuluh berkisar antara 0%-11,11% . Respon tanaman cabai yang di inokulasi F. oxysporum menunjukkan respon terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang. Hasil analisis korelasi menunjukkan hubungan antara kerusakan gejala pembuluh dengan tinggi tanaman (r = -0,0036), jumlah daun (r = - 0,3272), dan diameter batang (r = 0,2353). Kandungan senyawa fenol mempunyai hubungan korelasi yang sangat lemah dengan kerusakan gejala pembuluh dengan tinggi tanaman (r = 0,3726). Tanaman cabai yang memiliki kerusakan jaringan pembuluh yang tinggi ataupun rendah, memiliki kandungan asam salisilat yang sama.