PROSPEK ALELOPATI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor L.Moench) SEBAGAI SALAH SATU METODE PENGENDALIAN GULMA
Main Authors: | Sitanggang, Advent Fika, Marulak, Simarmata, Uswatun, Nurjanah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/20162/1/SKRIPSI.pdf http://repository.unib.ac.id/20162/ |
Daftar Isi:
- Gulma merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang dapat menurunkan hasil tanaman budidaya. Penggunaan herbisida sintetik secara terus menerus dapat mengakibatkan gulma menjadi resisten, dan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, sehingga perlu adanya alternatif pengendalian gulma. Sorgum (Sorghum bicolor) adalah tanaman serealia yang memiliki alelokimia pada batang dan daunnya. Senyawa alelokimia utama yang terdapat pada ekstrak dan biomassa batang serta daun sorgum adalah dhurrin yang merupakan bagian dari senyawa fenol, senyawa ini diyakini dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan gulma. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga September 2018 di Laboratoriun Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dan di Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor dan dilakukan dengan dua tahap percobaan. Faktor Percobaan I adalah dosis konsentrasi ekstrak alelopat sorgum yaitu 0,00%, 1,25%, 2,50%, 5,00%, dan 10,00%. Faktor Percobaan II adalah taraf biomassa sorgum yaitu 0,00 g/pot, 12,50 g/pot, 25,00 g/pot, 50,00 g/pot dan 100,00 g/pot biomassa. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Analisis Varian (ANAVA) dengan uji F pada taraf 5%. Untuk melihat dan membandingkan potensi alelopat ekstrak dan biomassa sorgum dilakukan dengan menggunakan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan adanya potensi alelopat dari ekstrak dan biomassa sorgum untuk dimanfaatkan sebagai pengendali gulma. Hal ini terlihat dari pemberian ekstrak sorgum pada konsentrasi 5,00% mampu menghambat proses perkecambahan hingga akhirnya menghasilkan nilai Indeks Vigor Benih (IVB) padi terendah, panjang radikula sawi, dan panjang plumula padi terendah, pada konsentrasi 10,00% mampu menghasilkan nilai IVB sawi, dan mentmun terendah. Pemberian biomassa sorgum pada taraf 100,00 g/pot mampu menghasilkan Panjang Batang Relatif (PBtR) padi dan sawi terendah, serta Bobot Akar dan Batang Relatif (BABR) padi terendah.