POLA PEMANFAATAN LAHAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGGARAP DI HUTAN PRODUKSI TERBATAS BUKIT KUMBANG

Main Authors: Saputra, Soni, Gunggung, Senoaji, Hery, Suhartoyo
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/19916/1/SKRIPSI%20SELLA%20REVINICA_E1B014083.pdf
http://repository.unib.ac.id/19916/
Daftar Isi:
  • Hutan Produksi Terbatas yang terdapat di Provinsi Bengkulu diantaranya adalah Hutan Produksi Terbatas Bukit Kumbang. Kawasan Hutan Produksi Terbatas Bukit Kumbang memiliki luasan 8.719,7 Ha. Ditetapkannya Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Bukit Kumbang Reg. 65 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 309/Kpts-II/1998 pada tanggal 27 Februari 1998. Tutupan lahan yang ada di Hutan Produksi Terbatas Bukit Kumbang berdasarkan data dilapangan dikelompokan menjadi 3 kategori yaitu : Pertanian lahan kering campur, lahan terbuka dan hutan primer. Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden, hampir dari semua kepala keluarga penggarap menanan kopi Arabica di lahan perkebunan mereka. Lahan dan daerah penanaman yang terbatas menyebabkan petani harus dapat meningkatkan produktifitas lahan kopi secara optimal. Salah satu alternatif lain yang diterapkan masyarakat penggarap dengan menanam tanaman tumpangsari pada tanaman kopi yang juga dapat mengurangi resiko kegagalan pemanenan, Tanaman tumpangsari dapat meningkatkan pendapatan masyarakat penggarap untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga untuk memperbaiki kesuburan tanah. Tanaman tumpang sari yang paling banyak diterapkan yaitu dengan tanaman sahang dan dadap. Jenis tanaman yang terdapat di kebun masyarakat penggarap meliputi: Kopi (Coffeae arabica, C), Lada (Piper nigrum L), Cabai Rawit (Capsicum anmuum), Karet (Havea brasiliensis), Alpukat (Persea americana), Cengkeh (Eugenia aromatic) dan Dadap (Erythrina variegate). Kondisi sosial ekonomi masyarakat penggarap di Kawasan Hutan Produksi Terbatas Bukit Kumbang Kabupaten Kaur berdasarkan tingkat pendidikan, tergolong sangat rendah, yaitu rata-rata masyarakat penggarap di HPT Bukit Kumbang menempuh sekolah dasar. Daerah asal penggarap hampir keseluruhan warga masyarakat Desa Sinar Mulya. Masyarakat yang menggarap di dalam kawasan HPT Bukit Kumbang tergolong tidak sejahtera dengan pendapatan perkapita/KK adalah Rp. 9.330.419,58 /tahun.