PERTUMBUHAN DAN HASIL DELAPAN GENOTIPE JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA ORGANIK PADA LAHAN RAWA LEBAK

Main Authors: Hutasoit, Rimma Ita, Muhammad, Chozin, Nanik, Setyowati
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/19875/1/SKRIPSI%20RIMMA%20ITA%20HUTASOIT.pdf
http://repository.unib.ac.id/19875/
Daftar Isi:
  • Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) merupakan komoditas hortikultura yang sangat menguntungkan dibandingkan jagung pipil, karena nilai jual yang tinggi dan umur panen yang lebih genjah. Produktivitas jagung manis masih tergolong rendah diakibatkan oleh luas areal pertanaman yang semakin sedikit. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan lahan rawa lebak sebagai areal budidaya jagung manis. Budidaya jagung manis pada lahan rawa lebak belum banyak dilakukan. Hingga dewasa ini lahan rawa lebak yang ketersediaannya masih sangat luas dan belum banyak dimanfaatkan untuk produksi tanaman hortikultura terutama jagung manis. Hambatan utama pemanfaatan lahan rawa lebak adalah tingkat kesuburan tanah yang rendah. Pemanfaatan organik selain berfungsi untuk menyediakan hara bagi tanaman juga berfungsi memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Untuk dapat mencapai produktivitas tanaman yang tinggi, penggunaan varietas yang tepat menjadi pra-syarat dalam budidaya tanaman pada suatu kondisi lingkungan organik. Program pemuliaan jagung manis umumnya diarahkan untuk menghasilkan produktifitas yang tinggi pada lahan- lahan mineral dengan input sintetik tinggi. Karena itu evaluasi penampilan pertumbuhan dan hasil pada lahan rawa lebak masih perlu dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan genotipe jagung manis yang potensial dibudidayakan secara organik pada lahan lawa lebak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2018 sampai September 2018 di Desa Medan Baru, Kelurahan Muara Bangkahulu, Bengkulu. Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan rawa lebak dangkal yang berada pada ketinggian ±10 meter di atas permukaan laut. Bahan tanam yang digunakan adalah tujuh genotipe jagung manis dan satu varietas pembanding. Genotipe yang dimaksud adalah Caps 2 x Caps 15, Caps 22 x Caps 17B, Caps 5 x Caps 22, Caps 15 x Caps 22, Caps 3 x Caps 5, Caps 17 B x Caps 22, Caps 3 x Caps 22, dan varietas Bonanza. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan satu faktor pada tiga ulangan dengan ukuran 5 m x 12 m, jarak antar blok 1 m dan jarak tanam 30 cm x 70 cm. Setiap genotipe menempati dua barisan sehingga terdapat 32 tanaman dalam satu petak. Pengamatan dilakukan terhadap 14 variabel diantaranya tinggi tanaman, Jumlah daun, diameter batang, umur berbunga jantan, umur berbunga betina, bobot tongkol berkelobot, diameter tongkol berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol tanpa kelobot, jumlah baris biji per tongkol, jumlah biji per baris, jumlah tongkol per petak, hasil per petak. Hasil analisis varians menunjukkan bahwa delapan genotipe jagung manis yang diuji, memiliki keragaman yang nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah baris biji per tongkol dan hasil per petak. Berdasarkan tinggi tanamannya Caps 17 B x Caps 22 dan Caps 3 x Caps 22 memiliki postur tanaman yang lebih tinggi dibandingkan genotipe lainnya. Tinggi tanaman terbaik diperoleh dari genotipe Caps 17 B x Caps 22 yaitu 197,7 cm. Hasil pengujian rata-rata jumlah biji per baris menunjukkan bahwa varietas Bonanza memiliki jumlah biji per baris lebih banyak yaitu 42,4, sedangkan genotipe lainnya memiliki jumlah biji per baris relatif sama. Dari genotipe yang dievaluasi varietas Bonanza menunjukkan hasil yang tertinggi. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap genotipe-genotipe tersebut jagung manis memiliki penampilan pertumbuhan dan hasil yang setara kecuali tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah biji per baris dan hasil per petak dengan penampilan terbaik ditunjukkan oleh varietas Bonanza.