TANGGAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS DENGAN PENGURANGAN N SINTETIK YANG DISUBSTITUSI LUMPUR SAWIT (SLUDGE)
Main Authors: | Simbolon, Johannes, Bilman, W. Simanihuruk, Bambang, Gonggo M |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/19853/1/SKRIPSI%20Pdf.pdf http://repository.unib.ac.id/19853/ |
Daftar Isi:
- Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt L) dikategorikan sebagai tanaman serealia karena mempunyai rasa manis yang berasal dari kandungan gula yang tinggi. Salah satu prospek masa depan dari budidaya jagung manis ialah nilai ekonomis yang tinggi. Permintaan pasar yang menginginkan produk dengan kualitas dan kuantitas terbaik, menyebabkan pertanian saat ini masih bergantung pada penggunaan pupuk sintetik yang memiliki banyak kelemahan. Pada umumnya pemupukan saat ini masih banyak menggunakan pupuk sintetik yang secara langsung bisa berdampak negatif bagi sifat-sifat tanah apabila dilakukan secara terus menerus. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengurangan penggunaan pupuk N sintetik yang digantikan dengan pupuk organik berupa lumpur sawit, yang diharapkan dapat menyediakan kebutuhan hara di dalam tanah. Berdasarkan hal di atas tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan grafik pertumbuhan dan menentukan komposisi persentase pemberian lumpur sawit dalam menggantikan kebutuhan N yang bersumber dari pupuk sintetik terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Percobaan dilakukan mulai bulan Maret hingga Mei 2018 di Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu tengah, Provinsi Bengkulu. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan faktor tunggal yaitu komposisi persentase pengurangan N sintetik yang disubtitusi lumpur sawit (LS) yang terdiri atas : 100% N dari N sintetik (setara 138 kg/ha) + 0% N dari LS, 80% N dari N sintetik (setara 110,4 kg/ha) + 20% N dari LS (setara 27,6 kg/ha), 60% N dari N sintetik (setara 82,8 kg/ha) + 40% N dari LS (setara 55,2 kg/ha), 40% N dari N sintetik (setara 55,2 kg/ha) + 60% N dari LS (setara 82,8 kg/ha), 20% N dari N sintetik (setara 27,6 kg/ha) + 80% N dari LS (setara 110,4 kg/ha), dan 0% N dari N sintetik + 100% N dari LS (setara 138 kg/ha). Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Data peubah pertumbuhan dan hasil jagung manis dianalisis secara statistik dengan analisis varian (ANAVA) uji F taraf 5 %. Untuk membandingkan rata-rata antar perlakuan dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT). Letak lahan yang digunakan untuk penelitian ini berada dekat permukiman warga dengan topografi lahan datar dan terbuka. Hal ini sangat mendukung tanaman jagung manis agar dapat memperoleh sinar matahari secara optimal. Karakteristik tanahnya menunjukkan bahwa tanah bertekstur lempung liat berpasir (sandy clay loam) yang memiliki pH 4,9 (masam), kandungan C-Organik tergolong rendah sebesar 2,05%, kandungan N-total tergolong rendah yaitu sebesar 0,15%, kandungan K-dd tergolong rendah sebesar 0,16 me/100 g, kandungan Al-dd yang tinggi sebesar 1,65 me/100 g, dan kandungan P2O5 sebesar 4,33 ppm. Jika dilihat dari data tersebut, maka tanah pada penelitian ini tergolong dalam kriteria tanah yang kurang subur. Pada saat jagung manis berumur 2 mst sampai 6 mst tanaman jagung diserang oleh hama belalang, ulat, dan kutu daun. Tindakan pengendalian dilakukan dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif karbaril. Setelah dilakukan penyemprotan tingkat kerusakan akibat serangan hama dapat ditekan. Panen dilakukan ketika tanaman sudah berumur 75 hst dan perubahan warna terjadi pada rambut tongkol dari putih menjadi cokelat dan bila tongkol dipegang terasa bijinya sudah penuh jika ditekan maka akan mengeluarkan cairan kental berwarna putih seperti pasta. Panen dilakukan secara manual dengan melepaskan tongkol dari tanaman. Setelah panen, hal selanjutnya yang dilakukan adalah mengambil sampel tanah dari seluruh ulangan percobaan untuk dilakukan analisis tanah akhir yang bertujuan untuk mengetahui kadar N, P, K, dan pH. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi pupuk N sintetik dan N yang berasal dari lumpur sawit (LS) mulai memberikan efek terhadap pertumbuhan jagung manis pada minggu ke-5 setelah tanam. Pada minggu ke-6 pemberian N 100% yang bersumber dari lumpur sawit memberikan pertumbuhan terbaik. Komposisi persentase 60% N dari N sintetik (setara 82,8 kg/ha) + 40% N dari LS (setara 55,2 kg/ha) memberikan pertumbuhan dan komponen hasil lebih tinggi daripada yang diberi 100% N sintetik. Produksi jagung manis berat tertinggi diperoleh dalam penelitian ini setara 7,4 ton/ha atau 61,6% lebih rendah dari produksi jagung manis varietas jambore.