ANALISIS KUALITAS LAHAN PADA TIGA KONDISI LANSKAP YANG BERBEDA PASCA TAMBANG BATUBARA DI PT. INTI BARA PERDANA KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROVINSI BENGKULU

Main Authors: Saputra, Yosa Reski, Hery Suhartoyo, Hery Suhartoyo, Guswarni, Anwar
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/19263/1/SKRIPSI%20Yosa%20Reski%20Saputra%20%28E1B013002%29.pdf
http://repository.unib.ac.id/19263/
Daftar Isi:
  • Pertambangan batubara di Provinsi Bengkulu merupakan sistem penambangan terbuka. Sistem penambangan seperti ini mengakibatkan kerusakan pada kondisi lingkuan asali lokasi tersebut. Kerusakan lingkungan yang terjadi sebagai berikut ini, tinggi atau rendahnya pH tanah, hilangnya flora fauna asli pada lokasi tersebut, iklim yang tidak stabil dan lain-lainnya. Salah satu kerugian yang tampak jelas akibat proses pertambangan adalah dari perubahan sistem ekologinya. Untuk mengatasi perubahan-perubahan bentangan alam yang diakibatkan proses penambangan maka dilakukan kegiatan reklamasi. Kegiatan reklamasi yang dilakukan oleh PT. Inti Bara Perdana merupakan penanaman kembali area bekas tambang yang telah dihentikan proses penambangan pada lokasi tersebut dengan jenis tanaman reklamasi trembesi (Samanea saman). Tanaman trembesi merupakan jenis tanaman yang bertajuk lebar dan pertumbuhannya cepat. Dengan ukuran tajuk yang lebar akan terjadinya kerapatan tajuk pada pertumbuhannya, sehingga kondisi iklim yang terdapat di bawah naungan tenaman trembesi tersebut berangsur-angsur kembali stabil atau menuju kestabilan seperti kondisi asli sebelum proses penambangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik lahan pada tiga lanskap yang berbeda pasca tambang batubara. Tujuan selanjutnya adalah untuk mengetahui hubungan perbaikan indikator tanah antara tiga lanskap yang berbeda pada pasca tambang batubara. Metode penelitian ini menggunakan metode invetarisasi, sistematik dan metode jelajah. Penggunaan 3 metode tersebut dikarenakan banyaknya variabel yang akan diamati pada lokasi tersebut. Variabel tersebut adalah pendataan vegetasi (tinggi total pohon, TBC pohon, diameter pohon, lebar tajuk pohon dan kerapatan tingkat penutup permukaan tanah). Metode sistematik digunakan dalam pengambilan sampel seresah dan sampel tanah. Untuk pengamatan tingkat erosi yang terjadi pada lokasi pengamatan dengan metode jelajah. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan pada 3 tipe kondisi yang berbeda yaitu tegakan hutan reklamasi berumur 15 tahun, tegakan hutan reklamasi berumur 3 tahun dan lahan kosong yang berumur 1 tahun. Dalam 1 lokasi terdapat 2 transek yang berukuran 10 meter x 60 meter untuk lokasi pengamatan, setiap tingkatan yang terdapat di dalam transek didata (tingkat pohon, semak, rerumputan dan lahan kosong). Karakteristik lahan bekas tambang batubara yang terdapat di PT. Inti Bara Perdana manyoritas tanahnya berpasir dengan ukuran pori-pori yang cukup besar. Dari keempat unsur kimia tanah yang diukur dalam penelitian ini yaitu karbon, nitrogen, fosfor dan kalium didapatkan bahwa kandungan unsur kimia tanah yang paling tinggi pada lahan reklamasi adalah karbon. Kandungan unsur kimia karbon banyak terdapat pada tanah lahan kosong yang berumur 1 tahun. Banyaknya kandungan unsur karbon pada tanah tersebut dikarenakan lahan masih memiliki sisa-sisa batubara yang bercampur dengan tanah. Lokasi lahan kosong umur 1 tahun tersebut memiliki tekstur tanah yang lebih banyak mengandung pasir. Banyaknya kandungan pasir pada tanah mengakibatkan ukuran pori-pori pada permukaan tanah berukuran besar, sehingga berat volume yang terdapat pada lokasi tersebut cukup tinggi. Akan tetapi lahan kosong yang berumur 1 tahun tersebut juga memiliki jenis tumbuhan bawah yaitu jenis Paspalum conjugatum, Crotalaria pallida, Mimosa pudica linn dan Calopogontium mocunoides. Untuk lokasi tegakan reklamasi yang berumur 3 tahun memiliki pertumbuhan tumbuhan bawah yang sangat cepat dan rapat. Faktor utama dari pertumbuhan tersebut adalah sumber cahaya matahari yang diterima oleh tumbuhan bawah secara langsung lebih banyak. Banyaknya cahaya matahari yang diterima, karena lokasi tegakan reklamasi umur 1 tahun belum memiliki ukuran tajuk yang cukup lebar. Untuk lokasi reklamasi yang berumur 15 tahun merupakan lokasi pengamatan yang memiliki tutupan vegetasi yang rapat. Pada lahan reklamasi ini memiliki jenis tumbuhan sengon yang lebih baik pertumbuhannya jika dibandingkan dengan jenis tanaman trembesi. Tumbuhan sengon merupakan tumbuhan yang tumbuh secara alami pada lahan reklamasi yang berumur 15 tahun. Kondisi seresah pada lantai hutan belum bisa diserap secara langsung oleh tumbuhan, akan tetapi seresah harus mengalami proses dekomposisi agar tumbuhan mampu menyerap unsur hara dari hasil dekomposisi seresah tersebut. Tingkatan terdekomposisi seresah pada lokasi pengamatan belum terdekomposisi secara sempurna, karena kondisi seresah masih banyak terdapat kandungan air dan bentuk fisik seresah tersebut masih banyak yang utuh. Dari ketiga lahan reklamasi di PT. Inti Bara Perdana, didapatkan 3 tipe jalur erosi yaitu erosi lembaran, erosi alur dan erosi parit. Erosi yang paling banyak terjadi di lokasi lahan kosong yang berumur 1 tahun, karena pada lahan tersebut belum terdapat tumbuhan untuk penahan aliran erosi. Salah satu faktor yang mengurangi terjadinya erosi adalah kerapatan vegetasi tumbuhan dan tutupan kanopi. Pertumbuhan vegetasi dan tutupan kanopi yang rapat hanya terdapat pada lokasi reklamasi yang berumur 15 tahun. Pada lokasi reklamasi yang berumur 3 tahun faktor yang menjadi penghalang terjadinya erosi adalah jenis tumbuhan bawah.