Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Kedelai di Lahan Pesisir dengan Pemberian Pupuk Hayati

Main Authors: Andayani, Winanti, Yudhy, Harini Bertham, Hesti, Pujiwati
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/19192/1/WINANTI%20ANDAYANI%20%28E1J014181%29%201%20fix.pdf
http://repository.unib.ac.id/19192/
Daftar Isi:
  • Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupan tanaman pangan yang sangat di gemari masyarakat Indonesia.Kebutuhan bahan pangan di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Kebutuhan kedelai belum dapat terpenuhi dari pasokan dalam negeri. Rendahnya produksi kedelai Indonesia salah satunya dikarenakan belum maksimalnya pengetahuan petani dalam penggunaan teknologi produksi yang mendukung pertanian berkelanjutan dan semakin berkurangnya sumber daya lahan yang subur. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di daerah tropika. Luas lautannya lebih besar dari pada luas daratan, menempati kurang lebih 73 % seluruh wilayah Indonesia dengan garis pantai 81.000 km dengan luas laut 5,8 juta km 2 . Secara umum termasuk lahan marginal, salah satu yang termasuk ke dalam lahan marginal adalah lahan pasir. Keberhasilan tanaman kedelai pada lahan pesisir melibatkan penggunaan pupuk hayati. Pemanfaatan pupuk hayati seperti Fungi mikoriza arbuskula (FMA), Fungi pelarut fosfat (FPF) dan Bradyrhizobium mampu meningkatkan efisiensi pemupukan meningkatkan hasil dan berkelanjutan, dan meningkatkan kesuburan serta kesehatan tanah dan tanaman. Pupuk hayati merupakan pupuk yang mengandung dan dibuat dari mkroorganisme tertentu dalam jumlah yang banyak dan membantu penyerapan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Keberadaan mikroba didalam tanah memegang peranan penting dalam transpormasi yang menyebabkan perubahan sifat fisik dan kimia tanah. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Muara Bangkahulu, kota Bengkulu di dengan jenis tanah Alluvial Marine (entisol) pada bulan Februari sampai Juni 2017. Penelitian menggunakan Rancangan rancangan petak terbagi/Spit Plot dengan 3 kali ulangan dan rancangan dasar RAKL, dengan dua faktor yaitu faktor petak utama dalam penelitian ini adalah Varietas Kedelai (Varietas Anjasmoro dan Wilis), dan faktor anak petaknya adalah jenis pupuk hayati tunggal (F= fungi mikhoriza arbuskula, P= fungi pelarut fosfat dan B= Bradyrhizobium). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Analysis of Variance dengan uji F taraf 5% dan diuji lanjut dengan Beda Nyata Terkecil (BNT). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan varietas terbaik kedelai di lahan pesisir, menentukan jenis pupuk hayati yang terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai, dan untuk menentukan kombinasi jenis pupuk hayati dan varietas kedelai yang tepat dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil. Hasil penelitian menunjukkan Varietas Anjasmoro menghasilkan produksi kedelai lebih baik daripada varietas Wilis di lahan pesisir yang meghasilkan bobot 100 biji sebesar 16,10 gram, bobot biji per petak sebesar 1,78 kg, dan berat biji per tanaman sebesar 29,74 gram. Inokulan Bradyrhizobium menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman terbaik. Hal ini terlihat dari inokulan Bradyrhizobium menghasilkan tinggi tanaman tertinggi (58,90 cm), dan bobot 100 biji tertinggi (15,20 gram), bobot per petak cenderung lebih tinggi (1,78 kg), dan bobot per tanaman cenderung lebih tinggi (29,75 gram). Aplikasi pupuk hayati fungi mikoriza arbuskula (FMA) menghasilkan populasi fungi mikoriza arbuskula (FMA) sama baiknya pada varietas Anjasmoro dan Wilis.