EFEKTIVITAS PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill
Main Authors: | Sari, Ferdila Anestesia, Hartal, Hartal, Bilman W., Simanihuruk |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/19170/1/SKRIPSI%20FERDILA%20ANESTESIA%20SARI%20%28E1J014138%29.pdf http://repository.unib.ac.id/19170/ |
Daftar Isi:
- Efektivitas pemberian fungi mikoriza arbuskula (FMA) dalam mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) (Ferdila Anestesia Sari, dibawah bimbingan Hartal dan Bilman W Simanihuruk, 2018. 34 hal) Tomat merupakan tanaman hortikultura dan banyak dibudidayakan di negara Indonesia karena berpotensi dikembangkan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan taraf hidup petani. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam budidaya tanaman tomat adalah serangan penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) karena dapat menyebabkan penyumbatan pada jaringan xylem tanaman sehingga terjadi penghambatan translokasi unsur hara dan air ke bagian tanaman di atas permukaan tanah akibatnya tanaman menjadi layu dan mati. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dosis FMA terhadap munculnya penyakit Layu Fusarium, waktu aplikasi FMA terhadap munculnya penyakit Layu Fusarium, dan interaksi dosis dan waktu aplikasi FMA yang efektif untuk mengendalikan penyakit Layu Fusarium pada tanaman tomat. FMA mempunyai kemampuan untuk melindungi tanaman dari serangan jamur tular tanah dengan cara mengstimulus tanaman untuk mengeluarkan senyawa metabolit sekunder yang bersifat anti jamur dan melindungi akar dengan kumpulan hifanya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu waktu aplikasi FMA dan faktor kedua yaitu dosis FMA. Waktu aplikasi FMA yang digunakan adalah saat biji di tanam (M ), saat bibit ditanam (M 2 ), dan kombinasi dari saat biji ditanam dan bibit ditanam (M 3 1 ). Sedangkan dosis yang digunakan adalah 0 gram/tanaman (D 1 ), 10 gram/tanaman (D 2 ), 15 gram/tanaman (D ) dan 20 gram/tanaman (D 4 3 ). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat brangkasan akar segar dan kering, masa inkubasi, jumlah akar terserang F. oxysporum, persentase serangan penyakit, serta tingkat kolonisasi akar oleh FMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian FMA dapat mengendalikan serangan jamur F. oxysporum karena dapat memperpanjang masa inkubasi serangan jamur F. oxysporum sehingga intensitas serangan penyakit layu fusarium pada tanaman tomat rendah. Pada perlakuan waktu pemberian FMA saat biji di tanam (M ) dengan dosis 20 gram/tanaman (D 4 1 ) merupakan interaksi terbaik dalam memperpanjang masa inkubasi dan efektif menurunkan tingkat intensitas serangan penyakit layu fusarium pada tanaman tomat. Kata kunci: Fusarium oxysporum, Mikoriza Vesikula arbuskula, Tomat