KARAKTERISTIK MUTU KOPI BUBUK YANG DIHASILKAN DARI METODE PENGOLAHAN BASAH DAN SEMI BASAH BUAH KOPI ROBUSTA PETIK MERAH SELEKTIF DI DESA BANDUNG JAYA KABUPATEN KEPAHIANG
Main Authors: | Linhar, Jhon, Bosman, Sidebang, Yessy, Rosalina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/19101/1/PDF%20SKRIPSI%20JHON.pdf http://repository.unib.ac.id/19101/ |
Daftar Isi:
- Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas unggulan di Provinsi Bengkulu. Salah satu kabupaten penghasil kopi utama di Provinsi Bengkulu adalah Kabupaten Kepahiang. Tingginya produksi kopi di Provinsi Bengkulu belum diikuti oleh peningkatan nilai tambah yang signifikan di tingkat petani karena rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan. Metode pengolahan kopi melalui proses fermentasi diharapkan mampu meningkatkan mutu biji kopi yang dihasilkan petani. Selain itu pemamenan buah kopi secara petik merah selektif juga dapat menghasilkan mutu biji kopi dan rendemen biji kopi yang tinggi. Metode pengolahan melalui proses fermentasi dapat dilakukan dengan cara basah dan semi basah. Secara umum petani lebih memilih pengolahan secara basah sedangkan pada penelitian sebelumnya diperoleh hasil bahwa metode pengolahan secara semi basah dapat menghasilkan mutu biji kopi yang lebih baik. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik mutu kopi bubuk yang dihasilkan dari metode pengolahan basah dan semi basah buah kopi robusta petik merah selektif di Desa Bandung Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mutu kopi bubuk yang dihasilkan dari metode pengolahan basah dan semi basah buah kopi robusta petik merah selektif di Desa Bandung Jaya Kabupaten Kepahiang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Non Faktorial dengan 1 faktor yaitu variasi metode pengolahan kopi robusta. Metode pengolahan 1 secara semi basah (P1) dan metode pengolahan 2 secara basah (P2). Hasil pengujian mutu fisik dan kimia terhadap kopi bubuk yang dihasilkan dari metode pengolahan semi basah (P1) dan basah (P2) yaitu kadar air kopi bubuk masing – masing 4,29 % dan 3,34 % ; untuk kadar sari kopi bubuk masing – masing 25,83 % dan 26,22 % ; untuk kadar abu kopi bubuk masing – masing 4,78 % dan 4,73 % ; dan kadar kafein kopi bubuk masing – masing 0,9 % dan 1,2 %. Dari hasil pengujian tersebut dapat dilihat bahwa kedua perlakuan memenuhi persyaratan I SNI 01-3542-2004 kopi bubuk. Hasil analisa menggunakan uji T dengan taraf kepercayaan 95 % dapat disimpulkan bahwa karakteristik mutu fisik dan kimia kopi bubuk dari metode pengolahan basah dan semi basah berbeda nyata terhadap kadar air tetapi tidak berbeda nyata terhadap kadar abu maupun kadar sari kopi bubuk. Karakteristik mutu organoleptik seduhan kopi bubuk yang dihasilkan menunjukkan bahwa metode pengolahan secara semi basah menghasilkan aroma kopi bubuk dan aroma seduhan dengan skor 8 dominan aroma chocolate-like serta rasa dengan penilaian tertinggi yaitu aftertaste dan sweetness dengan skor 8. Sedangkan metode pengolahan secara basah menghasilkan aroma kopi bubuk dan aroma seduhan dengan skor 8 dominan aroma caramel serta rasa dengan penilaian tertinggi yaitu body dengan skor 8