ANALISIS KINERJA PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DI KOTA BENGKULU OLEH BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN BENGKULU

Main Authors: Taufik Azhari , Muhammad, Syamsurizal, Syamsurizal, Titiek, Kartika
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/1901/1/wisudaperiode%20ke62%20FE-2.pdf
http://repository.unib.ac.id/1901/
Daftar Isi:
  • Masih maraknya pemberitaan dan kondisi nyata di lapangan mengenai peredaran obat dan makanan yang berhaya, tidak bermutu, illegal dan tidak memiliki label, dan juga dampak hilangnya nyawa manusia sebagai implikasi tersebut serta hasil penelitian dan pendapat publik tentang masih lemahnya kinerja BPOM dalam pengawasan obat dan makanan, menjadi data yang melatarbelakangi penelitian ini. Tujuan Penelitian yang berjudul Analisis Kinerja Pengawasan Obat dan Makanan di Kota Bengkulu Oleh Balai Pengawas Obat dan Makanan Bengkulu ini adalah untuk mengetahui kinerja pengawasan obat dan makanan di kota Bengkulu oleh balai pengawas obat dan makanan Bengkulu. Penelitian dengan jenis penelitian deskriptif ini menggunakan metode wawancara dan observasi. Sementara data sekunder diperoleh dari laporanlaporan Balai POM Bengkulu dan hasil penelitian yang diperoleh dari website. Untuk mendapatkan sasaran informan, teknik yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Sehingga menghasilkan karakteristik informan yang berasal dari dua elemen masyarakat, yaitu: Pegawai Balai POM Bengkulu, Distributor/pedagang obat dan makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pengawasan obat dan makanan di kota Bengkulu oleh Balai POM masih mendapatkan respon yang belum positif dari penilian aspek eksternal organisasi oleh informan di luar organisasi yaitu pada penilaian responsibility, responsivity, keadilan dan objektivitas. Hal tersebut juga ditandai dengan masih terbukanya penyimpangan peredaran obat yang illegal oleh pedagang, masyarakat masih kurang memanfaatkan Unit Layanan informasi konsumen, subjektifitas pengawasan dalam penyidikan dikarenakan ancaman, kekerabatan. Masih kurangnya kinerja pengawasan tersebut disebabkan oleh bebrapa faktor: masih Kurangnya kepatuhan dari pelaku usaha, sosialisasi yang kurang kena sasaran ke semua lapisan masyarakat, pembinaan Balai POM yang belum optimal, terbatasnya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pengawasan dan banyaknya benturan kepentingan dalam pengawasan. Namun, secara sistem dan peraturan yang menjadi pedoman hukum BPOM (aspek berpedoman pada kebijakan) BPOM telah melaksaanakan pelaksanaan pengawasan sudah sesuai dengan peraturan yang ada tersebut.