NILAI BUDAYA PADA LIRIK LAGU BERBAHASA REJANG DALAM KASET PRODUKSI AFIQ RAFLESIA RECORD
| Main Authors: | Purwanti, Purwanti, Emi, Agustina, Yayah, Chanafiah |
|---|---|
| Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
| Bahasa: | eng |
| Terbitan: |
, 2018
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/18546/1/Skripsi%20Purwanti.pdf http://repository.unib.ac.id/18546/ |
Daftar Isi:
- Tujuan penulisan ini menjelaskan makna dan nilai budaya yang terdapat dalam kaset produksi Afiq Raflesia Record. Penulisan ini menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan hasil pelitian yang telah dilakukan bisa diambil kesimpulan bahwa secara umum delapan (8) lagu yang liriknya berbahasa Rejang maka bisa di kelompokkan ke dalam dua (2) kelompok besar. Pertama makna pesimistik dan makna optimistik. Pada lirik lagu berbahasa Rejang menunjukkan bahwa masyarakat Rejang masih menanamkan nilai kepercayaan terhadap karma alam, hukum alam, serta kepercayaan tentang mitos-mitos yang disampaikan oleh orang terdahulu. Dan juga mengandung makna dan nilai budaya kesopanan, bahwa masyarakat Rejang menunjukkan rasa kesopanannya dalam menasehati seseorang yaitu dengan cara berbimbang atau pantun yang dinyanyikan. Pengarang di dalam delapan (8) lagu tersebut berusaha menggambarkan tentang masyarakat Rejang masih banyak yang hanya pasrah dalam hidup dan ketentuan alam. Pasrah dalam hal tidak mau berusaha mendapatkan apa yang diimpikan terutama dalam hal mengatasi masalah yang Pencipta berikan. Masyarakat Rejang masih menjadikan sebuah mitos sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan bermsyarakat sehingga kehidupan yang mereka dapatkan hanya berhenti di satu titik yang tidak ada usaha dari msayarakat tersebut untuk bergeser ke titik berikutnya. Anggapan-anggapan atau gagasan yang diberikan oleh para leluhur inilah dijadikan pedoman bagi masyarakat Rejang dalam menjalani kehidupan sehingga masih banyak masyarakat Rejang yang terkesan kuno atau tidak berani berkutik untuk mengubah nasib yang mereka dapatkan karena masyarakat beranggapan bahwa itu sudah mutlak ketentuan alam yang tidak dapat diubah.