STUDI PERUBAHAN SIFAT FISIK AIR GAMBUT DISARING DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT (SPL) - GRAPILER SELAMA PROSES PENYARINGAN

Main Authors: Kartika, Ade, Sigit, Mujiharjo, Syafnil, Syafnil
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/18530/1/SKRIPSIpdf.pdf
http://repository.unib.ac.id/18530/
Daftar Isi:
  • Air bersih merupakan salah satu sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Air bersih yang akan digunakan untuk kehidupan sehari-hari harus memenuhi syarat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Air sumur atau air tanah di wilayah Bengkulu sebagian besar berada pada wilayah bergambut. Air di wilayah gambut merupakan sumber air baku yang berpotensi untuk diolah menjadi air bersih, dari segi kualitas penggunaan air gambut tanpa pengolahan berpengaruh sangat nyata terhadap resiko kesehatan. Teknologi untuk pemisahan parameter fisik air gambut dapat dilakukan dengan menggunakan saringan pasir lambat grapiler. Saringan Pasir Lambat (SPL) - Grapiler merupakan teknologi penyaringan dengan memanfaatkan gaya kapiler dan gaya grafitasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) mengkaji perubahan sifat fisik hasil penyaringan air gambut disaring dengan SPL-Grapiler selama penyaringan, 2. menemukan hubungan antara lama filtrasi dengan perubahan sifat fisik hasil penyaringan air gambut dan 3. memperkirakan umur pakai SPL-Grapiler dilihat dari perubahan sifat fisik hasil penyaringan air gambut untuk baku mutu air bersih. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara pengamatan secara periodik pada hari ke-1, ke-3, ke-6, ke-9 dan ke-12 dengan tiga ulangan pada proses penyaringan kontinyu selama 12 hari dengan SPL-Grapiler, dengan parameter uji Total Dissolved Solid (TDS), kekeruhan, warna dan bau. Air sumur gambut diambil dari Kelurahan Rawa Makmur Kota Bengkulu. Sampel hasil penyaringan diambil pada inlet dan outlet masing - masing sebanyak 500 ml. Untuk handling sampel langsung dilakukan pengukuran bau sedangkan pengukuran TDS, kekeruhan, dan warna di Laboratorium Lingkungan Hidup Kota Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perubahan kandungan air gambut disaring dengan SPL-Grapiler selama proses penyaringan dalam memisahkan kadar TDS adalah 63 mg/L menjadi 120 mg/L; dalam menurunkan tingkat kekeruhan adalah 0,90 NTU menjadi 4,93 NTU; sedangkan dalam menurunkan kadar warna adalah 4 PtCo menjadi 34 PtCo; dan dalam penurunan tingkat bau pada air gambut adalah 5,9 menjadi 5,0. Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa adanya hubungan antara lama filtrasi dengan perubahan nilai Total Dissolved Solid (TDS) mengikuti persamaan yaitu y =5,2792x + 54,602 dengan R 2 = 0,7408, dalam menurunkan tingkat kekeruhan mengikuti persamaan yaitu y = -0,0164x 3 2 + 0,3421x - 1,5084x + 2,2918 dengan R 2 = 0,940, dalam menurunkan kandungan warna mengikuti persamaan yaitu y =0,0458x 3 2 - 1,2561x + 11,9069x - 6,9537 dengan R 2 = 0,989, dan dalam menghilangkan bau air hasil penyaringan mengikuti persamaan yaitu y = -0,0808x + 5,9676 dengan R2 = 0,9565. Berdasarkan persamaan hubungan antara hasil penyaringan dan lama penyaringan, maka didapatkan lama penyaringan yang menghasilkan air memenuhi standar baku mutu air bersih untuk Total Dissolved Solid (TDS) yaitu selama 179 hari, untuk kekeruhan adalah tidak terbatas karena tidak akan pernah menghasilkan air pada kadar kekeruhan yang telah di persyaratan yaitu 25 NTU, dan dalam menurunkan tingkat warna selama 16 hari serta dalam menurunkan kadar bau yaitu selama 49 hari. Dengan demikian pemakaian SPL-Grapiler setelah 16 hari tidak lagi memenuhi standar baku mutu air bersih yang telah ditetapkan, sehingga perlu dilakukan pencucian pada media saring pasir agar saringan pasir lambat (SPL) – Grapiler beroperasi secara normal kembali yaitu dengan menghasilkan air hasil penyaringan sesuai standar baku mutu yang diharapkan.