IMBANGAN MEDIA PENETASAN TERHADAP KEMAMPUAN TETAS DAN DAYA HIDUP JANGKRIK (Gryllus mitratus)

Main Authors: Sugma, Waliy, Sutriyono, Sutriyono, Bieng, Brata
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/18514/1/180519%20Skrip%20Lengkap%20WS.pdf
http://repository.unib.ac.id/18514/
Daftar Isi:
  • Kebutuhan akan jangkrik dipasar terus meningkat, tidak hanya di kota-kota besar bahkan hampir disemua wilayah di Indonesia. Jangkrik merupakan serangga yang telah populer dikalangan masyarakat karena memilki banyak manfaat diantaranya sebagai pakan burung kicauan, pakan ikan, kosmetik dan bahan makanan karena kandungan proteinnya yang tinggi. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pasar, maka banyak bermunculan peternak-peternak yang membudidayakan jangkrik dan usaha ini masih terus dilirik dan berkembang pesat hingga saat ini. Dalam budidaya, salah satu faktor penting untuk keberlangsungan lama atau tidaknya usaha ini bertahan adalah dengan memperhatikan media tetas dari telur jangkrik yang akan ditetaskan. Saat iti peternak belum begitu puas karena pasir sungai yang digunakan sebagai media penetasan telur belum mampu memaksimalkan daya hidup anakan jangkrik untuk mencapai fase imago (tumbuh sayap sempurna), dimana ini digunakan sebagai bibit (calon indukan) oleh para peternak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi imbangan media penetasan terhadap kemampuan tetas dan daya hidup telur jangkrik yang ditetaskan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah P0 (media pasir sungai 100%), P1 (media pasir pantai 100%), P2 (media campuran: 50% pasir sungai + 50% pasir pantai), P3 (media campuran: 75% pasir sungai + 25% pasir pantai), P4 (media campuran: 25% pasir sungai + 75% pasir pantai), P5 (media tanpa pasir: diletakkan pada cawan terbuka). Telur jangkrik umur 2 hari sebanyak 750 butir didistribusikan ke dalam 30 media perlakuan secara acak. Penetasan dilakukan dari umur 0 hari hingga umur 24 hari untuk diukur variable lama waktu menetas, persentase kemampuan tetas, daya hidup, suhu dan kelembaban ruangan penelitian dan suhu kotak dan media penetasan. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa media penetasan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kemampuan tetas dan daya hidup telur jangkrik. Kemampuan tetas telur jangkrik pada media penetasan yaitu P3 (64) berbeda nyata dengan P0 (79,2), P1 (83,2), P2 (78,4), P4 (76,8), dan P5 (87,2). Uji lanjut menunjukkan P0 (79,2) nyata lebih tinggi dibanding P3 (64). Daya hidup pada media penetasan yaitu P5 (23,2) berbeda nyata dengan P1 (86,4), P2 (90,4), P3 (92,8), dan P4 (84,8). Uji lanjut menunjukkan P3 (92,8) nyata lebih tinggi dibanding P5 (23,2). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan tetas tertinggi (87,2%) telur jangkrik terjadi pada penggunaan media tanpa pasir. Daya hidup terbaik selama 15 hari pemeliharaan adalah pada penggunaan media campuran (75% pasir sungai + 25% pasir pantai) dengan rataan daya hidup sebesar (92,8%).