DAYA TUMBUH BIBIT BAMBU TALI (Gigantochloa apus) DENGAN TEKNIK PROPAGASI REBAH PADA BERBAGAI DOSIS IBA

Main Authors: Syamsanni, Futri, Syafrin, Tiaif, Deselina, Deselina
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/18356/1/Gabung_Futri-2.pdf
http://repository.unib.ac.id/18356/
Daftar Isi:
  • Bambu tali termasuk dalam genus Gigantochloa yang memiliki rumpun yang rapat. Nama ilmiah bambu tali adalahb Gigantochloa apus, bambu tali juga dikenal sebagai bambu apus, awi tali, atau pring tali (Berlian dan Rahayu, 1995). Bambu tali umumnya digunakan untuk bahan bangunan dilihat dari keadaan fisik dan sifat mekanis bambu yang lebih baik dibandingkan jenis lainnya. Salah satu teknik yang digunakan untuk memperbanyak tanaman bambu adalah dengan propagasi yaitu teknik pembiakan tanaman secara vegetatif dan generatif (Berlian dan Rahayu, 1995). Pembiakan secara generatif dengan mengambil bijinya dan jarang juga dilakukan karena memerlukan waktu yang lama. Pembibitan bambu tali yang cepat dan mudah adalah secara vegetatif. Menurut Sindoesoewarmo (1963), pembiakan vegetatif dengan menggunakan stek batang bambu yang mempunyai keuntungan, yaitu tidak perlu merusak atau membongkar rumpun bambu. Menurut Prastowomanan (1962), keuntungan lain dari stek bambu adalah bibit dapat diperoleh relatif lebih mudah dan murah, waktu pengambilan lebih cepat, memungkinkan pembiakan bagi areal yang luas dan untuk stek yang direbahkan pembentukan rumpun lebih cepat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2017 sampai dengan bulan Oktober 2017 dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi zat pengatur tumbuh IBA terhadap pertumbuhan stek bambu tali (Gigantochloa apus). Penelitian ini dilaksanakan di Zona Pertanian Terpadu Medan baru, Universitas Bengkulu. Kegiatan penimbangan dosis IBA dilaksanakan Laboratorium Kehutanan Universitas Bengkulu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pada satu faktor tunggal (IBA) dengan 4 taraf perlakuan. Faktor tunggal (IBA) yaitu dengan 4 taraf perlakuan 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, dan 150 ppm. Media tanam yang digunakan adalah topsoil, dan arang sekam dengan menggunakan ukuran volume 2 : 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis IBA berpengaruh nyata jumlah tunas, jumlah daun dan panjang akar. Sedangkan perlakuan pemberian dosis IBA menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata yaitu pada panjang tunas stek bambu tali. (Program Studi Kehutanan, Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu)