AGROINDUSTRI BERBASISI UBI KAYU (Manihot utilisma pohl) DI DESA M. SITIHARJO KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS

Main Authors: Apriani, Yeni, Putri, Suci Asriani, Bambang, Sumantri
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/18284/1/SKRIPSI_YENI%20APRIANI_E1D014128_AGRIBISNIS.pdf
http://repository.unib.ac.id/18284/
Daftar Isi:
  • Agroindustri merupakan kegiatan dibidang agribisnis yang tidak lepas dari kegiatan sebelum pengolahan dan penanganan produk setelah pengolahan. Agroindustri ubi kayu di Desa M. Sitiharjo dipengaruhi oleh adanya persediaan bahan baku dan permintaan pasar yang menjajikan. Nilai tambah dari adanya proses pengolahan dapat menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk menganalisis (1) Sistem pengadaan bahan baku dalam proses pengolahan ubi kayu yang dikelola oleh masyarakat Desa M. Sitiharjo (2) Kemampuan usaha pengolahan ubi kayu dalam memperoleh laba (3) Titik impas dan tingkat efisiensi usaha pengolahan ubi kayu yang dikelola masyarakat Desa M. Sitiharjo (4) Kemampuan penciptaan nilai tambah pengolahan ubi kayu menjadi kerupuk, opak, dan rengginang (5) Saluran pemasaran, jalur distribusi, dan marjin distribusi produk hasil olahan ubi kayu yang dikelola oleh masyarakat Desa M. Sitiharjo. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu diperoleh dari wawancara secara langsung dengan responden menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner. Data sekunder berupa data-data penunjang dalam penelitian ini dari hasil penelitian sebelumnya atau buku serta literature yang relevan dengan penelitian ini yang dapat dipertanggung jawabkan. Hasil penelitian menunjukkan bahan baku yang digunakan pada agroindustri ubi kayu di Desa M. Sitiharjo dibeli langsung dari petani dengan harga rata-rata Rp. 1.300/Kg. Dalam satu kali proses produksi, pengolahan opak membutuhkan bahan baku sebanyak 47,63 kg, pengolahan kerupuk membutuhkan bahan baku sebanyak 95,04 kg, dan pengolahan rengginang membutuhkan bahan baku sebanyak 43,33 kg. Berdasarkan perhitungan Harga Pokok Produksi pengolahan opak mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 29.921,40/PP, pengolahan kerupuk Rp. 36.280,02/PP, dan pengolahan rengginang sebesar Rp. 144.380,68/PP. Keuntungan tersebut telah dikurangi dengan seluruh biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha. Ketiga pengolahan ubi kayu di Desa M. Sitiharjo dikatakan efisien karena memiliki nilai B/C ratio lebih dari nol. BEP kg olahan opak adalah sebesar 0,6 kg/PP, kerupuk 1,7 kg/PP, dan rengginang 0,1 kg/PP. BEP Rp untuk olahan opak sebesar Rp. 4821,1/PP, utuk olahan kerupuk sebesar Rp. 15.107,9/PP, dan untuk rengginang sebesar Rp. 2.128,6/PP. Dengan metode analisis Hayami, pengolahan opak menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 1.561,71/kg, nilai tambah pengolahan kerupuk menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 1.309,17/kg, dan pengolahan rengginang menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 3.406,73/kg. Nilai tambah yang dihasilkan menggambarkan kemampuan proses pengolahan ubi kayu dalam meningkatkan nilai jual ubi kayu. Kata Kunci: Harga Pokok Produksi, B/C Ratio, Titik Impas, Nilai Tambah, Pemasaran, Ubi Kayu