STATUS ANAK ANGKAT PEREMPUAN MENURUT HUKUM WARIS ADAT BALI DI DESA RAMA AGUNG KECAMATAN ARGAMAKMUR BENGKULU UTARA

Main Authors: Teki, Muhammad, Andry, Harijanto, Merry, Yono
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/18023/1/SKRIPSI%20MUHAMMAD%20TEKI.pdf
http://repository.unib.ac.id/18023/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan proses pengangkatan anak perempuan menurut hukum waris adat Bali (2) menjelaskan status anak angkat perempuan menurut hukum waris adat Bali di Desa Rama Agung Kecamatan Argamakmur Bengkulu Utara. Penelitian merupakan penelitian hukum empiris dengan pendekatan non-doktrinial. Hasil penelitian ini bahwa (1) proses pengangkatan anak perempuan menurut hukum waris adat Bali di Desa Rama Agung dimulai dari permintaan persetujuan pada orang tua/kerabat dari si anak yang diangkat. Apabila persetujuan tersebut telah disepakati/dicapai, maka dilanjurkan dengan upacara pemerasan terhadap si anak. Dalam melaksanakan upacara pemerasan dilakukan upacara pemegat yaitu upacara dengan membakar benang tridatu hingga putus. Hal ini mengandung makna memutuskan hubungan kekeluargaan antara anak angkat dengan orang tua angkat. Dalam pelaksanaan upacara pemerasan terdapat adanya pembayaran adat berupa uang seribu kepeng dan satu stel pakaian perempuan untuk dilepas dari ibu kandungnya. Terakhir, dibuatkan surat peras oleh kepala desa dan diikuti dengan siar oleh kelian banjar sebagai bukti telah dilakukan pengangkatan anak. (2) Status anak angkat perempuan menurut hukum waris adat Bali di Desa Rama Agung adalah sebagai ahli waris orang tua angkatnya. Keadaan ini tidak berubah apabila setelah diadakan pengangkatan anak dilahirkan anak kandung, maka anak angkat perempuan tetap sebagai ahli waris orang tua angkatnya. Anak angkat perempuan menerima setengah dari hak waris purusa setelah dipotong 1/3 untuk harta pusaka.