DESKRIPSI PEREMPUAN ANTI TAMBANG BATUBARA DALAM MENOLAK TAMBANG BATUBARA DI KECAMATAN MERIGI SAKTI KABUPATEN BENGKULU TENGAH
Main Authors: | SINAGA, AGNES YOHANA, Titiek, Kartika, Alimansyah, Alimansyah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/17969/1/Skripsi%20AGNES%20YOHANA%20SINAGA.pdf http://repository.unib.ac.id/17969/ |
Daftar Isi:
- Negara merupakan sebuah organisasi yang memiliki kekuasaan. Manifestasinya berupa pembuatan keputusan. Idealnya setiap keputusan yang dibuat oleh negara memiliki tujuan untuk membangun dan menyejahterakan masyarakatnya. Dalam pelaksanaannya, implementasinya sering tidak tepat sasaran. Mitos masuknya perusahaan tambang dilingkungan masyarakat untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), nyatanya justru merugikan masyarakat disekitarnya. Respon masyarakat adalah melakukan gerakan sosial, dengan tujuan untuk melawan kebijakan negara. Gerakan sosial berkembang sebagai kajian multidisipliner. Salah satu bentuknya adalah gerakan perempuan yang melawan tambang batubara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan aktivisme perempuan anti tambang batubara dalam menolak eksploitasi tambang batubara di Merigi Sakti. Studi ini juga bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan makna lingkungan hidup bagi perempuan di Merigi Sakti. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis data yang digunakan untuk mendapatkan hasil dari penelitian dengan menggunakan metode feminis yaitu etnografi feminis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan anti tambang batubara di Merigi Sakti masih mengambang. Kekuatan perempuan cenderung dimobilisasi menjadi bagian dari forum bersama masyarakat anti tambang di Merigi Sakti. Dengan demikian kajian mengenai gerakan perlindungan lingkungan hidup mereka tidak bersudut pandang ekofeminis yang kritis. Walau ada temuan menarik yaitu perempuan di Merigi Sakti memaknai tanah sebagai warisan yang diberikan leluhur untuk dipakai dan dikelola sesuai kebutuhan, dan tanah diwariskan kembali untuk generasi yang akan datang. Oleh karena itu, masyarakat di Merigi Sakti berewajiban untuk menjaga tanah Merigi Sakti.