STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMU TRADISIONAL DI KOTA BENGKULU (Studi Kasus pada KUBE Sumber Rezeki)
Main Authors: | Trisusilo, Agung, Putri, Suci Asriani, Apri, Andani |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/17944/1/Tesis%20Agung%20Trisusilo.pdf http://repository.unib.ac.id/17944/ |
Daftar Isi:
- Para pelaku usaha jamu tradisional di Kota Bengkulu telah menjalankan usaha ini sejak puluhan tahun silam. Meskipun demikian taraf hidup para pelaku usahanya tidak mengalami peningkatan. KUBE Sumber Rezeki dibentuk dengan tujuan mewadahi para pelaku usaha jamu tradisional di Kota Bengkulu dalam memperoleh informasi terkait usaha yang mereka jalani. KUBE Sumber Rezeki memiliki produk dengan merek “Djamoe Koe”. Manajemen KUBE Sumber Rezeki masih butuh banyak belajar untuk membangun “Djamoe Koe” menjadi produk besar yang dapat dikenal oleh masyarakat luas, khususnya Kota Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan profil usaha jamu tradisional di Kota Bengkulu; 2) Mengidentifikasi karakteristik konsumen jamu tardisional di Kota Bengkulu; 3) Menganalisis kepuasan konsumen terhadap atribut bauran pemasaran jamu tradisional di Kota Bengkulu; 4) Mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal usaha jamu tradisional KUBE Sumber Rezeki di Kota Bengkulu; 5) Memformulasikan strategi pengembangan usaha jamu tradisional KUBE Sumber Rezeki di Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan di Kota Bengkulu pada Agustus – Desember 2017. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 3 kelompok yaitu produsen, konsumen dan pakar. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif, Impotance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI), Internal External Factors Matrix, Grand Strategy Matrix, Analisis SWOT. Pelaku usaha jamu tradisional tersebar di tujuh kecamatan di Kota Bengkulu dan Kecamatan Ratu Agung menjadi kecamatan dengan jumlah pelaku usaha terbanyak. Pelaku usaha jamu tradisional mayoritas berasal dari Provinsi Jawa Tengah. Mereka didominasi perempuan, dan mayoritas berada pada kelompok usia 45-54 tahun. Rata-rata pelaku usaha berpengalaman selama 24,23 tahun dalam menjalankan usahanya dengan mayoritas berpendidikan sampai tingkat SD. Dalam sekali proses produksi mereka membutuhkan biaya sebesar Rp.44.500 dengan jumlah penghasilan yang diterima sebesar Rp. 218.992. Selama ini mereka berpersepsi bahwa usaha yang mereka jalani sudah baik. Meskipun demikian mereka tetap terbuka menerima kritik dan saran terkait dengan usaha mereka. Konsumen jamu tradisional didominasi oleh perempuan. Meskipun demikian tidak ada perbedaan yang mencolok terkait dengan jumlah konsumennya. Rata-rata usia konsumen jamu tradisional adalah 38,08 tahun dengan mayoritas berada pada kelompok usia 16-30 tahun. Untuk tingkat pendidikan, mayoritas konsumen jamu berpendidikan tinggi dengan pekerjaan yang sangat beragam. Mayoritas konsumen jamu merupakan masyarakat etnis jawa. Mayoritas konsumen jamu berpenghasilan Rp. 0 – Rp. 2.500.000/ bulan. Konsumen jamu tradisional di Kota Bengkulu sudah merasa puas terhadap kinerja atribut rasa, komposisi, kebersihan produk, manfaat bagi kesehatan, harga mencerminkan kualitas, harga terjangkau, kemudahan mengakses produk, pelaku usaha telah menjangkau lokasi konsumen, kapan pun ingin mengkonsumsi jamu tersedia, pelaku usaha memberikan saran kepada konsumen tentang produk jamu yang dibutuhkan, penambahan bonus kepada konsumen, dan jaminan kebersihan. Faktor kekuatan KUBE Sumber Rezeki antara lain berasal dari aspek pelaku usaha, aspek pemasaran dan aspek bahan baku. Faktor kelemahan KUBE Sumber Rezeki antara lain berasal dari aspek teknologi pengolahan, aspek promosi, aspek manajemen bahan baku dan penolong, aspek pengemasan serta branding. Faktor Peluang KUBE Sumber Rezeki antara lain berasal dari aspek konsumen, aspek permodalan, dan aspek kebijakan pemerintah. Faktor Ancaman KUBE Sumber Rezeki antara lain berasal dari aspek kemasan, aspek pesaing, aspek kelembagaan, serta aspek bahan baku dan bahan penolong Prioritas strategi yang dipilih adalah meningkatkan akses terhadap program pembiayaan usaha dari lembaga perkreditan seperti perbankkan untuk meningkatkan skala usaha. Kata kunci: Jamu Tradisional, Matriks SWOT, Faktor Internal, Faktor