KAJIAN KOMBINASI ALAT ANGKUT TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT (STUDI KASUS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DESA KEMBANG SERI KABUPATEN BENGKULU TENGAH)

Main Authors: Vyirnando, Muhammad, Damres, Uker, Meizul, Zuki
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/17741/1/skripsi%20Muhammad%20Vyirnando.pdf
http://repository.unib.ac.id/17741/
Daftar Isi:
  • Sistem pengangkutan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perkebunan. Jika sistem pengangkutan terhambat maka dapat mengganggu jadwal kegiatan yang lainnya. Perkebunan kelapa sawit di Desa Kembang Seri Kabupaten Bengkulu Tengah Milik Bapak Usup Aman merupakan perkebunan kelapa sawit dengan lahan gambut. Sejak kelapa sawit mulai berproduksi pengangkutan dilakukan menggunakan taft badak dan traktor. Namun target pengangkutan tidak selalu terpenuhi (tidak efektif) yang berdampak harus dilakukan lembur maka perkebunan harus menambah biaya pengangkutan (tidak ekonomis). Lalu pada tahun 2012 diterapkan sistem pengangkutan baru yaitu kombinasi taft badak dan lori yang masih diterapkan sampai saat ini. Pengangkutan dilakukan dengan cara dua kali penanganan yaitu dari blok kebun ke tepi rel menggunakan taft badak dan dari tepi rel ke TPH besar menggunakan lori. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji manakah alat angkut yang lebih menguntungkan secara teknis dan ekonomis antara pengangkutan sebelum kombinasi yaitu taft badak dan traktor dan setelah kombinasi yaitu taft badak dan lori. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan kajian teknis (efektivitas dan efisiensi pengangkutan) dan kajian ekonomis (biaya tetap dan biaya tidak tetap) sebelum dan setelah kombinasi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa alat angkut setelah kombinasi (taft badak dan lori) lebih efektif dan efisien dari alat angkut sebelum kombinasi (taft badak dan traktor). Kemudian berdasarkan kajian ekonomis yang dilakukan, sistem pengangkutan setelah kombinasi lebih menguntungkan secara ekonomis. Biaya total (biaya tetap dan biaya tidak tetap) per jam alat angkut setelah kombinasi lebih rendah sebesar Rp115.643,52 dibandingkan sebelum kombinasi. (Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu).