HUBUNGAN ANTARA UKURAN TUBUH DAN BOBOT BADAN PADA INDUK SAPI PERAH DI DATARAN TINGGI BENGKULU
Main Authors: | Trisnawati, Ice, Endang, Sulistyowati, Irma, Badarina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/17686/1/TWIN.pdf http://repository.unib.ac.id/17686/ |
Daftar Isi:
- Sifat kuantitatif beberapa ukuran tubuh ternak merupakan sifat-sifat yang erat kaitannya dengan kemampuan produksi, terutama dalam menghasilkan bibit yang baik. Sifat-sifat kuantitatif seperti bobot badan, tinggi pundak dan lingkar dada sering dijadikan dasar dalam seleksi ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mempelajari dan memperoleh gambaran mengenai hubungan ukuran tubuh dan bobot badan pada induk sapi perah di dataran tinggi Bengkulu. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain induk sapi perah Fries Holland (FH) yang sudah pernah laktasi 1-4 kali sebayak 35 ekor, dengan umur berkisar 2-6 tahun. Analilis data menggunakan regresi liner sederhana, dengan variabel yang diamati tinggi pundak (TP), panjang badan (PB), lingkar data (LD), dan bobot badan (BB). Data yang diperoleh dari hasil penelitian ditabulasi dalam bentuk tabel dan diolah dengan cara menghitung persamaan regresi liner berganda kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tinggi pundak dan bobot badan memiliki persamaan regresi adalah Y = 70,88 + 2,41 x, setiap kenaikan tinggi pundak sapi perah laktasi 1 cm maka respon bobot badan mengalami kenaikan 2,41 kg. Panjang badan dan bobot badan memiliki persamaan regresi adalah Y = 311,9 + 0,65 x, setiap kenaikan panjang badan ternak sapi perah laktasi 1 cm maka respon bobot badan mengalami kenaikan 0,65 kg. Lingkar dada dan bobot badan memiliki persamaan regresi adalah Y = - 305,29 + 3,96 x, setiap kenaikan lingkar dada ternak sapi perah laktasi 1 cm, maka respon bobot badan mengalami kenaikan sebesar 3,96 kg. Kesimpulan menujukan bahwa pengukuran tubuh dan bobot badan sapi perah laktasi di dataran tinggi terdapat hubungan yang kuat antara lingkar dada dan bobot badan (r = 0,99), sedangkan tinggi pundak dengan bobot badan memiliki hubungan yang rendah (r = 0,38) dan panjang badan dengan bobot badan memiliki hubungan yang rendag (r = 0,21). (Program Studi Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu).