PENGARUH PEMBERIAN PROPOLIS TERHADAP MAKROANATOMI DAN MIKROANATOMI TESTIS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCl4)
Main Authors: | Pandi, Pranoto, Syalfinaf, Manaf, Sylvia, Rianissa Putri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/17623/1/skripsi%20pandi%20fix%20NIANAN_perpus.pdf http://repository.unib.ac.id/17623/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Sekitar 30-40% infertilitas disebabkan oleh faktor pria. Paparan radikal bebas dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan penurunan fertilitas. Propolis merupakan hasil produksi lebah madu yang memiliki potensi antioksidan yang tinggi dalam menangkap radikal bebas. Komponen utama dari propolis adalah flavonoid dan asam fenolat, termasuk caffeic acid phenethyl ester (CAPE) yang kandungannya mencapai 50% dari seluruh komposisi. Caffeic acid phenylesthylester (CAPE) bekerja untuk memaksimalkan aktivitas scavenger terhadap radikal bebas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian propolis terhadap makroanatomi dan mikroanatomi testis tikus putih yang diinduksi CCl4. Metode: Penelitian ini merupakan peneitian eksperimental post test only control group design dengan subjek penelitian 27 ekor R. norvegicus jantan yang akan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok control (P0), kelompok perlakuan 1 (P1) , dan kelompok perlakuan 2 (P2). Kelompok perlakuan 1 dan 2 diberikan CCl4 2 mL/kgBB secara intraperitoneal selama 2 hari. Kelompok perlakuan 2 dilanjutkan dengan pemberian propolis peroral 600 mg/kgBB pada hari ke 3 hingga hari ke 6. Pada hari ke 7 tikus dilaparatomi untuk pengukuran berat dan diameter testis serta pembuatan preparat testis dengan pewarnaan HE. Data dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan Mann-Whitney. Hasil: Uji post hoc Mann-Whitney kerusakan tubulus seminiferus didapatkan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol vs CCl4 p = 0,000, kelompok CCl4 vs CCl4+propolis p = 0,000 dan kelompok kontrol vs CCl4+propolis dengan nilai p = 0,002. Uji One way ANOVA tidak terdapat perbedaan rerata berat testis pada semua kelompok, nilai p = 0,174. Uji post hoc Mann-Whitney diameter testis didapatkan perbedaan diameter testis antara kelompok kontrol dengan kelompok CCl4 (p = 0,000) dan kelompok kontrol dengan CCl4+propolis (p = 0,000). Kesimpulan: Pemberian propolis 600 mg/kgBB secara mikroskopis dapat memperbaiki struktur tubulus seminiferus yang memperlihatkan lumen yang tertutup dan terjadi peningkatan jumlah sel spermatozoa, dan spermatid. Pemberian propolis secara makroanatomi meningkatkan berat dan diameter testis R. norvegicus. Kata Kunci: Propolis, CCl4, gambaran histopatologi tubulus seminiferus.