EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN DAN BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jaq) DALAM MENGENDALIKAN KUTU DAUN (Aphis gossypii Glover) PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.)

Main Authors: Syahputra, Deri, Djamilah, Djamilah, M, Taufik
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/17529/1/Skripsi%20Deri%20Syahputra.pdf
http://repository.unib.ac.id/17529/
Daftar Isi:
  • Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting di Indonesia. Cabai mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, sehingga membuat tanaman ini prospek dibudidayakan. Tanaman cabai memiliki areal terluas dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Luas areal tanaman cabai tidak diikuti oleh tingginya produksivitas, salah satu faktor penyebabnya adalah gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Salah satu hama penting menyerang tanaman cabai baik yang dibudidayakan secara organik maupun konvensional adalah Aphis gossypii dari ordo Homoptera famili Aphididae. Selain sebagai hama, kutu daun ini juga berperan sebagai vektor virus keriting. Kerugian yang ditimbulkan sebagai hama mencapai 35% dan sebagai vektor virus keriting mengakibatkan kerugian hingga 90% Dalam sistem budidaya, pestisida kimia sintetik masih menjadi andalan untuk mengendalikan OPT. Penggunaan pestisida kimia secara luas dan terus-menerus dapat menimbulkan masalah yang serius yaitu resistensi dan resurgensi hama, hilangnya musuh alami serangga hama, matinya serangga penyerbuk dan bahaya lain bagi ternak dan manusia. Untuk mengurangi dampak tersebut pengendalian OPT dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida yang ramah lingkungan berupa pestisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi dan waktu aplikasi yang terbaik dari ekstrak daun dan biji mahoni sebagai insektisida dalam mengendalikan hama kutu daun A. gossypii pada tanaman cabai. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2017 sampai dengan Juli 2017 di screen house Jurusan Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama yaitu konsentrasi ekstrak daun mahoni 0, 20, 40, dan 60 ml/L air dan ekstrak biji mahoni 0, 15, 30, dan 45ml/L air. Faktor kedua adalah waktu aplikasi (P1), satu kali aplikasi pada hari pertama setelah infestasi (P2), dua kali aplikasi pada hari pertama dan keempat setelah infestasi (P3), tiga kali aplikasi pada hari pertama, ke empat dan kedelapan setelah infestasi. Terdapat 21 kombinasi perlakuan yang diulang sebnyak tiga kali, sehingga terdapat 63 saatuan percobaan. Variabel yang diamati meliputi mortalitas, intensitas keruskan tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun, kehijauan daun, bobot brangkasan kering tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis varian dengan menggunakan anava 5%. Jika hasilnya berpengaruh nyata diuji lanjut dengan menggunakan uji (BNT) dan analisis probit dengan menggunakan program minitab 16 untuk menentukan nilai LC50 dan LC80 Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak biji mahoni berpengaruh nyata terhadap mortalitas. Perlakuan konsentrasi ekstrak biji mahoni 30ml/L air (K5) dan 45ml/L air (K6) dengan aplikasi yang di ulang sebanyak dua kali (P2) mampu menekan populasi sebesar 100%. Untuk membunuh 50% (LC50) dan 80% (LC80) kutu daun diperlukan ektrak daun dan biji mahoni pada konsentrasi 93,03 ml/L air dan 172,76 ml/L air pada satu kali aplikasi, 63,58 ml/L air dan 151,76 ml/L air dua kali aplikasi, 33,29 ml/L air dan 84,76 ml/L air tiga kali aplikasi. Pada biji mahoni diperlukan ekstrak sebesar 26,09 ml/L air dan 44,76 ml/L pada satu kali aplikasi, 11,67 ml/L air dan 22,37 ml/L air dua kali aplikasi. Kata kunci : Capsicum annuum L., Konsentrasi, Sweitenia mahagoni Jaq, Aphis gossypii Glover, Waktu aplikasi.