PENGARUH PROTEIN FRAKSI DIALISIS BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) TERHADAP AGLUTINASI SPERMATOZOA MANUSIA
Main Authors: | Clara, Mutiara Edem, Hery, Haryanto, Liya, Agustin Umar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/17524/1/Naskah%20Skripsi%20%28Clara%20Mutiara%20Edem_H1A014025%29.pdf http://repository.unib.ac.id/17524/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Biji Melinjo (Gnetum gnemon L.) adalah salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan protein lektin. Lektin merupakan molekul glikoprotein yang dapat mengikat karbohidrat spesifik pada permukaan sel. Zat aktif berupa protein yang berperilaku lektin pada biji melinjo dapat menyebabkan hemaglutinasi pada sel darah merah manusia. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian protein fraksi dialisis biji melinjo dapat menggumpalkan spermatozoa manusia. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan acak lengkap (RAL). Sampel spermatozoa diberi perlakuan fraksi dialisis biji melinjo kantong dialisis 6000 MWCO dan kantong dialisis 12000 MWCO. Kedua jenis fraksi ekstrak tersebut dibagi dalam 5 konsentrasi yaitu 250 μg/ml, 500 μg/ml, 750 μg/ml, 1000 μg/ml dan ditambah kontrol dengan pemberian buffer. Tes penggumpalan sperma dengan cara mencampurkan 5 μl fraksi setiap konsentrasi dengan 5 μl suspensi spermatozoa. Setiap perlakuan diulangi sebanyak 5 kali. Diamati dengan menggunakan mikroskop binokuler dengan perbesaran 400 kali. Waktu penggumpalan diukur dari awal pencampuran sampai terjadi penggumpalan. Laju penggumpalan dianalisis dengan ANOVA kemudian DMRT (Duncan Multiple Range Test). Hasil: Hasil foto menunjukkan penggumpalan spermatozoa antara kepala dengan kepala. Berdasarkan analisis statistik menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa > dengan nilai = 0,05. Hasil uji lanjutan DMRT diperoleh bahwa terdapat beda nyata setiap konsentrasi dengan laju penggumpalan spermatozoa. Kesimpulan: Protein fraksi dialisis biji melinjo dapat menggumpalkan spermatozoa manusia. Protein fraksi dialisis kantong 6000 MWCO lebih cepat menggumpalkan spermatozoa manusia daripada kantong 12000 MWCO.