Analisis Nilai Tambah Pengolahan Jagung (Zea mays) dan Pemasaran Marning di Desa Bukit Barisan Kecamatan Merigi Kabupaten Kepahiang

Main Authors: Rahmawardana, Ricky, Redy, Badrudin, Agus, Purwoko
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/17508/1/skripsi%20Full%20RickyFIX%20PDF.pdf
http://repository.unib.ac.id/17508/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan negara agraris dimana 60% dari jumlah pendudukya bermata pencaharian di sektor pertanian. Potensi pertanian di Indonesia sangat besar namun banyak dari potensi tersebut belum digarap dengan baik oleh pelaku pertanian sehingga nilai tambah yang di peroleh dari hasil pertanian tersebut masih kecil. Hasil-hasil pertanian seperti padi, singkong, jagung dan kedelai serta umbi-umbi yang lainya akan memiliki nilai tambah yang lebih jika di lakukan pengolahan. Untuk meningkatkan nilai tambah komoditas jagung secara vertikal yaitu dengan cara pengembangan agroindustri pedesaan. Melalui pengembangan agroindustri jagung pedesaan, sebagian nilai tambah usaha yang selama ini dinikmati oleh perusahaan besar dari kegiatan pengolahan hasil akan bergeser kepada petani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung besarnya nilai tambah dari usaha pengolahan jagung pada industri rumah tangga, mengetahui bentuk saluran tataniaga marning, menghitung besarnya margin pemasaran marning pada industri rumah tangga di Desa Bukit Barisan Kecamatan Merigi Kabupaten Kepahiang. Dari beberapa Kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu, Kabupaten Kepahiang menduduki posisi kelima yang memproduksi jagung terbanyak dan selain memproduksi jagung di Kabupaten ini juga terdapat usaha pengolahan marning. Berdasarkan data statistik hasil produksi jagung di Kepahiang pada tahun 2015 sebanyak 4.491 ton/tahun (BPS Provinsi Bengkulu, 2015). Jenis jagung yang ditanam oleh petani yang berada Desa Bukit Barisan, Kecamatan Merigi, Kabupaten Kepahiang adalah jagung komposit atau jagung lokal dengan varietas jagung komposit yang digunakan yaitu Arjuna. Adapun kelebihan dari jagung varietas arjuna ini yaitu umurnya yang pendek, tahan hama penyakit, tidak menimbulkan ketergantungan dan bisa ditanam secara berulang-ulang hal ini sangat menguntungkan bagi petani. Produksi jagung tersebut digunakan untuk menyuplai kebutuhan dalam daerah sendiri dan sebagian ke luar daerah Kepahiang. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata umur petani jagung, pengolah marning dan pedagang marning berada di usia 40-50 tahun, dimana pada usia usia ini merupakan usia produktif dan mempunyai kemampuan berfikir dan dan bertindak yang lebih baik. Selanjutnya dilihat dari pengalaman yang dimiliki oleh responden dalam penelitian ini dengan hasil rata-rata relatif tinggi yaitu rata-rata pengalaman 26 tahun. Dengan pengalaman yang tergolong lama tersebut diharapkan para petani jagung, pengolah marning dan pedagang marning akan mampu mengatasi setiap permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan usaha mereka. Bentuk saluran tataniaga jagung yang berada di lokasi penelitian yaitu jagung yang dihasilkan oleh petani langsung disalurkan kepada pengolah marning yang berada di lokasi penelitian. Sedangkan marning yang dihasilkan oleh pengolah disalurkan ke pedagang marning seperti pedagang yang berada di Kepahiang, Curup dan Bengkulu dengan harga jual yang berbeda-beda sampai ke tangan konsumen akhir di daerah pedagang. Margin yang diperoleh oleh setiap pelaku usaha berbeda-beda. Untuk petani jagung tidak dapat diketahui margin dari usahatani jagung karena petani jagung yang berada dilokasi peneliatian menyalurkan hasil jagung mereka ke pengolah marning yang berada dilokasi penelian tersebut. Untuk pendapatannya dapat diketahui sebesar Rp. 1.054.383 per satu kali panen. Untuk usaha pengolah marning diketahui keuntungan yang mereka dapat per proses produksi yaitu sebesar Rp. 919.391,63 atau sebesar 1.00% dari nilai tambah produk. Artinya, bahwa setiap satu kilogram jagung mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 37.085,28 dengan tingkat keuntungan yang diperoleh sebesar 0,09%. Nilai tambah yang didapat dari produksi marning sebesar Rp 15.848,81. Artinya, nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan satu kilogram jagung menjadi jagung sebesar Rp 15.848,81. Marning yang dihasilkan oleh pengolah marning di salurkan ke pedagang yang berada di Kepahiang, Curup, Bengkulu dengan harga jua Rp. 20.000 untuk pedagang Kepahiang, Rp. 20.000 untuk pedagang Curup dan Rp. 20.000 untuk pedagang Bengkulu. Keuntungan yang diperoleh oleh setiap pedagang pun berbeda- beda. Kata kunci: jagung, nilai tambah, tataniaga, margin pemasaran, marning.