Kajian Pendapatan Usaha Tani Jeruk Kalamansi Di Kelurahan Padang Serai Kecamatan Kampung Melayu

Main Authors: Susanti, Fitria, Septri, Widiono, Agus, Purwoko
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/17500/1/FITRIA%20SUSANTI%20%28SKRIPSI%29.pdf
http://repository.unib.ac.id/17500/
Daftar Isi:
  • Fitria Susanti. Kajian Pendapatan Usaha Tani Jeruk Kalamansi Di Kelurahan Padang Serai Kecamatan Kampung Melayu (di bawah bimbingan Septri Widiono, S.P,M.Si, Ir. Agus Purwoko, M.Sc 2018). Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Hal ini sesuai dengan dua prinsip dasar pengembangan ekonomi daerah yang perlu diperhatikan yakni (1) mengenali ekonomi wilayah dan (2) merumuskan manajemen pembangunan daerah yang pro-bisnis, Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mendapat prioritas untuk dikembangkan, karena usahatani jeruk memberikan keuntungan yang tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan petani. Di samping itu, jeruk merupakan buah-buahan yang digemari masyarakat baik sebagai buah segar maupun olahan dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat berpendapatan rendah hingga yang berpendapatan tinggi. Sebagai komoditas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, sudah selayaknya pengembangan usahatani jeruk ini mendapat perhatian yang besar, karena kontribusinya yang besar pada perekonomian nasional. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja di Kelurahan Padang Serai Kecamatan Kampung Melayu. Penelitian dilaksanakan pada September hingga Oktober 2017. Responden dalam penelitian ini merupakan anggota kelompok tani yang ada di Kelurahan Padang Serai, dimana terdapat 38 orang petani jeruk kalamansi atau total keseluruhan responden dari kelompok tani ini berjumlah 38 orang petani. Penentuan sampel penelitian menggunakan metode Sensus. Sumber pengambilan data adalah data primer dan sekunder. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 38 petani jeruk kalamansi menunjukkan umur petani berkisar antara 33-70 tahun,. Jeruk Kalamansi Di Kelurahan Padang Serai rata-rata umur responden di daerah tersebut adalah 53,49 tahun. dimana menurut Junaidi (2007), usia produkstif berada pada umur 25-55 tahun maka dalam hal ini petani yang berusaha di usaha jeruk kalamansi tergolong masih produktif karena bisa dilihat sebaran usianya ada 2 orang atau 5,26% yang dapat dikatakan dalam usia muda dengan usia < 35 tahun kemudian ada 12 orang atau 31,58% berusia antara 35-55 tahun yang lebih menguatkan bahwa dominan responden yang menjadi objek penelitian adalah petani-petani yang masih produktif, lain dari pada itu ada 24 orang atau 63,16 % responden yang bisa dikatakan sudah cukup tua untuk melakukan usaha tani jeruk kalamansi maupun usaha jeruk kalamansi yang telah melewati usia produktif, dengan begitu diharapkan para petani yang juga sebagai pengolah jeruk kalamansi dapat berusaha maksimal sehingga hasil yang didapat juga lebih baik. Saran perlu adanya penambahan luas lahan, untuk meningkatkan pendapatan, karena dengan rata rata lahan 0,20 Ha petani sudah mendapatkan pendapata yang cukup besar setiap bulannya. Jeruk kalamansi dapat direkomendasikan untuk diusahakan di seluruh Provinsi Bengkulu.