IDENTIFIKASI PENGARUH MONSUN TERHADAP PERUBAHAN TINGGI GELOMBANG LAUT DI PERAIRAN BENGKULU
Main Authors: | DIANA, MILA, Liza, Lidiawati, Supiyati, Supiyati |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/16596/1/SKRIPSI%20MILA%20DIANA.pdf http://repository.unib.ac.id/16596/ |
Daftar Isi:
- Tinggi gelombang laut sangat berkaitan dengan aktivitas dan keselamatan masyarakat di pesisir laut. Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi gelombang laut adalah angin monsun. Pergantian monsun menyebabkan terjadinya perubahan arah dan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang laut di perairan Bengkulu. Penelitian ini menggunakan data pengukuran lapangan berupa data tinggi gelombang laut dan kecepatan angin. Pengukuran lapangan yang dilakukan mulai September 2016 hingga Juni 2017. Data pengukuran dianalisis secara kuantitatif dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bulan rawan tinggi gelombang laut di perairan Bengkulu terjadi pada musim peralihan I yaitu bulan April. Rata-rata tinggi gelombang laut pada musim peralihan I sebesar 1,2 m, sementara rata-rata tinggi gelombang laut pada musim lain yaitu pada musim Barat (Januari) sebesar 0,68 m, pada musim Timur (Juni) sebesar 0,53 m dan pada musim peralihan II (Oktober) sebesar 0,67 m. Pengukuran ini menunjukkan bahwa di perairan Bengkulu tinggi gelombang laut pada musim peralihan I paling besar daripada musim Barat, musim Timur, dan musim peralihan II. Tinggi gelombang laut di perairan Bengkulu pada musim peralihan I menunjukkan ada faktor lain yang mempengaruhi selain kecepatan angin. Besar kecepatan angin pada musim peralihan I sebesar 1,37 m/s, sedangkan pada musim Barat (Januari) sebesar, 4,19 m/s, musim Timur (Juni) sebesar 4,31 m/s, dan musim peralihan II (Oktober) sebesar 3,27 m/s. Faktor lain selain angin yang mempengaruhi tinggi gelombang laut yaitu penjalaran gelombang Kelvin yang melewati daerah perairan Bengkulu yang terjadi pada musim peralihan I dan II.