INVESTIGASI DISTRIBUSI PANAS BUMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETOTELLURIK (MT) DI DAERAH BABAKAN BOGOR DAN SEKITARNYA KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU
Main Authors: | PUSPITA SARI, LUSI, M farid, M farid, Ashar, Muda Lubis |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/16595/1/lusi%20puspita%20sari%20%28F1C013033%29.%20pdf.pdf http://repository.unib.ac.id/16595/ |
Daftar Isi:
- Kabupaten Kepahiang dikenal sebagai wilayah panas bumi (geothermal) dengan manifestasi berupa sumber mata air panas di permukaan. Penelitian yang sudah dilakukan di daerah panas bumi Kepahiang. Namun, titik penelitian terlau dekat dengan Gunung api Kaba. Akibatnya, menjadikan daerah tersebut tidak dapat dieksplorasi karena berkaitan erat dengan aktivitas vulkanik Gunung api Kaba. Penelitian terbaru menunjukkan adanya manifestasi sumber mata air panas baru yang berada di lereng sebelah selatan, yang relatif jauh dari Gunung api Kaba. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi panas bumi di daerah Babakan Bogor (L-1, L-2), Pagar Gunung (L-3) dan Taba Tebelet (L-4). Penelitian telah dilakukan dengan empat titik penelitian menggunakan Metode Magnetotellurik (MT). Alat yang digunakan adalah MT ADU-07e dengan sensor listrik dan sensor magnetik untuk merekam data di lapangan. Sensor listrik terdiri dari 5 porous pot, dimana 4 porous pot diletakkan secara horizontal (% , % ) dan 1 buah akan diletakkan secara vertikal sebagai ground. Sensor magnetik dengan 2 buah koil diletakkan secara horizontal ! , ! ! dan 1 secara vertikal ! . Perekaman data dilapangan menggunakan tiga variasi frekuensi, berupa frekuensi rendah " (128 Hz), frekuensi sedang (2048 Hz) sampai frekuensi tinggi (4096 Hz). Pengolahan data menggunakan software MAPROS untuk mengubah data time series ke jenis file edi. ZONDMT1 dan ZONDMT2 digunakan untuk memodelkan nilai resistivitas dalam bentk 1 dimensi (D) dan 2D. Data time series dari domain waktu diubah ke domain frekuensi dengan menggunakan fungsi Fast Fourier Transform (FFT). Setelah data diubah ke domain frekuensi, selanjutnya didapat hasil berupa data resistivitas dan phase. Hasil akhir penelitian berupa model kontur resistivitas 2 dimensi (D) yang menggambarkan distribusi panas bumi dari keempat titik penelitian. Puncak reservoir panas bumi berada pada titik L-1 sampai L-2 di daerah Babakan Bogor dengan resistivitas sebesar (20-200 Ohm-m) dengan kedalaman 2000 sampai 5000 m. Sumber panas bumi dengan resistivitas (800 Ohm-m) terlihat pada titik L-4 daerah Taba Tebelet pada kedalaman 2000-5000 m di bawah permukaan tanah. Resistivitas rendah (< 20 Ohm-m) berada pada titik L-3 daerah Pagar Gunung Kabupaten Kepahiang. Sehingga, untuk memperkirakan volume distribusi panas bumi perlu ditambah titik dan lintasan yang berbeda di daerah panas bumi Kepahiang.