PEMODELAN TINGGI GELOMBANG TSUNAMI DI DAERAH BENGKULU DENGAN SKENARIO GEMPA (MW 8,5) SUBDUKSI SUMATERA BAGIAN SELATAN ENGGANO DAN SEKITARNYA
Main Authors: | EKA MELINDA, SHERLY, Ashar, Muda Lubis, M. Farid, M. Farid |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/16025/1/skripsi%20SHERLY%20EKA%20MELINDA.pdf http://repository.unib.ac.id/16025/ |
Daftar Isi:
- Posisi geografis kota Bengkulu yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dan berada pada patahan sumatera menyebabkan terjadinya gempa bumi yang menimbulkan tsunami. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan besarnya parameter sumber seismik gempa bumi di Sumatera bagian selatan (Pulau Enggano), diketahui adanya potensi tsunami dan membuat pemodelan tsunami sehingga dapat di peroleh simulasi tsunami untuk memperkirakan kedatangan waktu tiba dan ketinggian tsunami di Bengkulu yang akan datang dengan magnitude skenario gempa sebesar 8,5 Mw. Adapun data batimetri yang digunakan adalah General Bathimetri Chart of the Oceans (GEBCO) dan topografi daratan yang digunakan adalah Shuttle Radar Topographic Mission (SRTM). Data hasil pemodelan tinggi maksimum dan waktu tempuh penjalaran gelombang tsunami terhadap empat titik lokasi pengamatan mendapatkan hasil yang berbeda-beda. Dimana tiap daerah menghasilkan waktu dan ketinggian yang tidak sama seperti pada pantai Bengkulu ketinggian gelombang tsunami yang dihasilkan setinggi 7,85 m dalam waktu tempuh 45 min, untuk pantai Seluma menghasilkan ketinggian gelombang tsunami sekitar 5,9 m dalam waktu tempuh 40 min, sedangkan daerah berikutnya pantai Manna menghasilkan ketinggian gelombang 5,8 m dalam waktu tempuh 33 min dan yang terakhir daerah pantai Bintuhan menghasilkan ketinggian yang paling besar yaitu sekitar 8,25 m hanya dalam waktu tempuh kurang lebih 20 min. Berdasarkan penelitian ini besar magnitude gempa dan parameter input mempengaruhi ketinggian gelombang tsunami pada daerah episenter gempa. Ketinggian run-up gelombang disetiap daerah berbeda-beda namun proses penjalarannya cukup cepat hanya dalam hitungan menit. Interval waktu tersebut digunakan sebagai informasi penting dalam usaha penyelamatan secara preventif menghadapi bencana tsunami jika gempa besar yang berpotensi tsunami terjadi pada lokasi yang sama atau berdekatan di masa yang akan datang serta bisa digunakan untuk upaya penyelamatan mitigasi bencana alam.