IDENTIFIKASI ARAH DEFORMASI POSTSEISMIK/INTERSEISMIK DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN PENGAMATAN GPS PERIODE 2007-2016

Main Authors: Purwanto, Edi, Iwan, Setiawan, Ashar, Muda Lubis
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/16003/1/SKRIPSI_EDI%20PURWANTO_F1C012009_MIPA_FISIKA.pdf
http://repository.unib.ac.id/16003/
Daftar Isi:
  • Daerah Bengkulu merupakan daerah yang rawan gempa bumi. Gempa besar terakhir terjadi di daerah ini pada tahun 2007 dengan kekuatan Mw=8.4, setelah sebelumnya terjadi pada tahun 2000 dengan kekuatan Mw=7.3. Mengingat waktu sudah hampir 10 tahun setelah terjadinya gempa besar terakhir pada tahun 2007, sebelum mencapai waktu periodik gempa berikutnya, perlu dilakukan identifikasi pergerakan deformasi postseismik/interseismik di daerah Bengkulu dengan memanfaatkan teknologi Global Positioning System (GPS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pola deformasi postseismik atau interseismik, setelah hampir 10 tahun terjadinya gempa bumi tahun 2007, kemudian untuk studi segmentasi atau pembagian daerah-daerah yang mengalami aktivitas postseismik atau interseismik di wilayah Bengkulu dengan pemanfaatan teknolgi GPS. Penelitian ini dilakukan pada titik pemantauan GPS dengan nama stasiun KRUI, MNNA, SLMA, CBKL, UNBE, LAIS, dan MKMK. Data yang digunakan berupa data GPS berupa data sekuder berbentuk Raw data, selanjuatnya data diconvert kedalam bentuk Receiver Independent Exchange Format (RINEX) file, setelah itu data diolah menggunakan software GAMIT/GLOBK. Sehingga didapatkan hasil berupa time series, dari pengolahan data dan perhitungan vektor pergeseran maka didapatkan batasan-batasan mengenai postseismik dan intersesimik. Hasil dari pengamatan didapatkan bahwa arah pergerakkan deformasi postseismik terjadi di wilayah Muko-muko (MKMK) dan Lais (LAIS), sedangkan untuk pergerakan deformasi interseismik terjadi di wilayah Kota Bengkulu (CBKL) dan (UNBE), Seluma (SLMA), Manna (MNNA), Krui Lampung (KRUI). Sehingga segmetasinya berada diantara titik LAIS dan Pada penelitian ini deformasi postseismik paling besar terjadi di titik LAIS dengan besar deformasi 21.3 cm pada tahun 2008-2016, sedangkan untuk deformasi interseismik dengan besar deformasi 13.5 cm terjadi di titik MNNA. Sehingga segmetasinya berada diantara titik Lais dan Bengkulu maka perlu penelitian lebih lanjut, untuk mendapatkan hasil yang baik pada times series perlu penambahan data titik ikat lebih banyak, agar eror yang didapatkan lebih kecil dan hasilnya lebih sempurna. Kayword : Gempa bumi Bengkulu 2007, postseismik/interseismik GPS dan Sofware GAMIT/GLOBK