STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KOPI BUBUK CAP EMASS DI KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN EMPAT LAWANG PROVINSI SUMATERA SELATAN

Main Authors: Mita, Anggarini, Putri, Suci Asriani, Irnad, Irnad
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/15435/1/SKRIPSI%20MITA.pdf
http://repository.unib.ac.id/15435/
Daftar Isi:
  • Kabupaten Empat Lawang merupakan daerah hasil pemekaran Kabupaten Lahat. Kota ini memiliki ikon/maskot biji kopi karena kopi adalah salah satu komoditas andalan Kabupaten Empat Lawang. Hampir di semua tempat di daerah Empat Lawang memiliki kebun kopi yang hasilnya dapat diandalkan. Daerah Tebing Tinggi juga banyak terdapat pengusaha khususnya pengolahan kopi bubuk. Kopi Bubuk adalah biji kopi yang sudah diproses dan digiling halus dalam bentuk butiran-butiran kecil sehingga mudah diseduh dengan air panas dan dikonsumsi. Terdapat banyak pengusaha kopi di daerah Tebing Tinggi Kabupaten Empat lawang salah satunya adalah pengusaha kopi bubuk Cap Emass. Usaha kopi bubuk cap Emass merupakan usaha pengolaha kopi, kopi diolah secara tradisional dan telah dikembangkan sejak tahun 1970 an. Usaha ini pernah mengalami jatuh bangun dan sudah berganti nama 3 kali, awalnya produk ini diberi nama “Kopi C ap Intan ” dan be rubah n am a menjadi “Kopi W ong Kito Galo”, setelah mendapat pertimbangan bimbingan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat pada tahun 2007 berganti nama “K opi C ap Emass” bertepatan den gan terbentuknya Kabupaten Empat Lawang yaitu Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Lahat. Cap Emass itu sendiri memiliki arti yaitu Ekonomi, Maju, Aman, Sehat Sejahtera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor lingkungan internal dan eksternal usaha kopi bubuk cap emass, menganalisis strategi alternatif dan menentukan strategi prioritas. Faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal yang mempengaruhi Usaha Kopi Bubuk Cap Emass ada 13 aspek, yaitu Pada lingkungan internal terdiri dari 6 aspek : manajemen, perencanaan, produksi, sumber daya manusia, pemasaran dan pengendalian. Lingkungan eksternal terdiri dari 7 aspek anatara lain aspek pesaing, konsumen/pelanggan, pemasok bahan baku, perantara pemasaran, sistem perekonomian, sosial dan budaya dan kebijakan pemerintah. Selanjutnya melalui proses analisis data menggunakan matriks IFE terdapat faktor kekuatan dan kelemahan dan matriks EFE terdapat faktor peluang dan ancaman. Selanjutnya melalui analisis SWOT menggambarkan suatu posisi usaha yang berada pada kuadran 1 yaitu strategi kombinasi SO , adapun alternatif strategi dari penggabungan faktor kekuatan dan faktor peluang yaitu (1) Mengatur suplai bahan baku agar ketersediaan bahan baku lancar, (2) Memaksimalkan kualitas kopi bubuk dengan melakukan quality control pada aspek input melalu standar operasional proses yang terstandarisasi (3) Mengembangkan kemasan untuk menjamin kualitas dalam menarik konsumen (4) Memperluas pasar diluar daerah dengan memanfaatkan akses pasar guna memenuhi kebutuhan konsumen yang mempunyai kebiasaan meminum kopi (5) Menjalin komunikasi dengan lembaga penunjang dalam rangka pengembangan usaha. Proses penentuan strategi prioritas terpilih menggunakan analisis QSPM melalui perangkingan nilai TAS (Total Attractive Score) tertinggi adalah mengembangkan pasar diluar daerah dengan memanfaatkan akses pasar guna memenuhi kebutuhan konsumen yang mempunyai kebiasaan meminum kopi, dengan nilai TAS sebesar 24,4165 . Kata Kunci : Strategi Pengembangan Usaha, Kopi Bubuk, SWOT, QSPM.