DAYA SAING EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL
Main Authors: | David, Paradongan, Mustopa, Romdhon, Sriyoto, Sriyoto |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/15424/1/SKRIPSI%20FULL.pdf http://repository.unib.ac.id/15424/ |
Daftar Isi:
- Kelapa sawit merupakan salah satu produk perkebunan yang memiliki nilai tinggi dan industrinya termasuk padat karya bagi negara Indonesia. Perdagangan komoditi kelapa sawit dalam bentuk minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) melalui ekspor merupakan salah satu cara yang cukup potensial dalam menyumbang devisa kepada negara. Pada tahun 2015, ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia menyumbang devisa kepada negara sebesar 4,39 milyar US$ dengan volume ekspor sebesar 7,78 juta ton (UN Comtrade, 2015) Saat ini, Indonesia merupakan negara dengan areal kelapa sawit terluas didunia dengan jumlah mencapai lebih dari 9 juta hektar dengan produksi minyak sawit mentah sebesar 24,43 juta ton yang diperkirakan akan meningkat setiap tahun (Direktoral Jendral Perkebunan Indonesia, 2015). Dapat dilihat bahwa prospek pertumbuhan industri kelapa sawit Indonesia sangat cerah. Hal ini seharusnya menjadi peluang besar bagi Indonesia agar dapat menjadi negara pemasok atau pengekspor minyak sawit mentah/Crude Palm Oil (CPO) terbesar dunia melalui perdagangan dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur pasar CPO Indonesia di pasar internasional, menganalisis keunggulan komparatif daya saing ekspor CPO Indonesia di pasar internasionan dan menganalisis keunggulan kompetitif daya saing ekspor CPO Indonesia di pasar internasional. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder meliputi data nilai dan volume ekspor maupun impor dengan menggunakan data tahun 2004 sampai tahun 2015 berbagai negara asal penghasil Crude Palm Oil (CPO) yang berkaitan dengan pasar CPO internasional dengan kode komoditi HS151110 yang diperoleh dari United Nations Commodity Trade Statistics Database (UN COMTRADE). Struktur pasar CPO di pasar internasional pada tahun 2004-2015 menunjukan kecenderungan kearah pasar Oligopoli ketat. Negara yang termasuk kedalam struktur pasar ini adalah Indonesia, Malaysia, Guetamala dan Colombia. Hasil ini ditunjukan oleh nilai Herifindhal Index sebesar 0,43 dan nilai Concentration Ratio dari empat produsen CPO terbesar sejumlah 91,02 persen. Malaysia dan Indonesia merupakan negara yang paling besar kontribusi CPO dari empat eksportir utama CPO di pasar internasional.Ekspor CPO Indonesia memiliki keunggulan komparatif dengan nilai Revealed Comparative Advantage (RCA) yang lebih besar dari satu sepanjang tahun 2004 sampai 2015 dengan nilai rata-rata sebesar 64,60, dibandingkan negara Malaysia dengan nilai rata-rata RCA sebesar 20,74, Guetamala dengan nilai rata-rata RCA sebesar 30,13 dan negara Colombia dengan nilai rata-rata RCA sebesar 8,91. Namun secara perkembangan nilai RCA, daya saing Indonesia cenderung mengalami penurunan, hal ini disebabkan kebijakan pajak yang di berlakukan pemerintah Indonesia masih terlalu tinggi yang mengakibatkan besarnya biaya ekspor CPO Indonesia. Daya saing kompetitif Indonesia dengan melihat nilai Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) juga lebih unggul dibandingkan negara lainnya, dimana rata-rata nilai ISP Indonesia sebesar 0,99929, nilai ISP Malaysia sebesar 0,58833, nilai ISP Guetamala sebesar 0,95028 dan nilai ISP Colombia sebesar 0,65812. Hal ini menunjukkan posisi masing-masing negara terhadap ekspor CPO yaitu Indonesia dan Guetamala berada pada tahap pematangan (net exporter), sedangkan negara Malaysia dan Colombia berada pada tahap pertumbuhan.