SISTEM PAKAR MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY (TES MMPI) DENGAN ALGORITMA CERTAINTY FACTOR UNTUK MENENTUKAN KARAKTER PSIKOPATOLOGI SESEORANG (STUDI KASUS RSJKO SOEPRAPTO)
Main Authors: | PUTRA, MUHAMAD FUAD SATRIA, Boko, Susilo, Diyah, Puspitaningrum |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/15118/1/SKRIPSI.pdf http://repository.unib.ac.id/15118/ |
Daftar Isi:
- Kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam berbagai bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang sehat akan meningkatkan gairah kerja dan kemampuan kerja serta kemampuan lainnya. Konsultasi terhadap seseorang yang memiliki kemampuan khusus di bidang tertentu dalam menyelesaikan suatu permasalahan merupakan pilihan tepat guna mendapatkan jawaban, saran, solusi, keputusan atau kesimpulan terbaik. Jawaban seorang expert atas sebuah konsultasi tentunya sangat dapat dipercaya atau dipertanggungjawabkan serta dapat berpengaruh terhadap mutu serta kualitas hasil dari suatu permasalahan. Demikian pula para dokter spesialis yang mengalami berbagai permasalahan, mulai dari penyakit, sudah semestinya agar melakukan konsultasi terhadap seorang expert guna mendapatkan solusi terbaik dari permasalahan tersebut agar dapat hasil analisis yang memuaskan. Menurut Turban (2005;1) faktor kepastian (certainty factor) adalah sebuah kejadian (atau fakta atau hipotesis) berdasarkan bukti atau penilaian pakar. Certainty factor menggunakan suatu nilai untuk mengasumsi derajat keyakinan seorang pakar terhadap suatu data. Tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) adalah tes psikologi yang digunakan untuk mengukur psikopatologi orang dewasa di dunia. Tujuan dari tes MMPI ini adalah memberikan gambaran tentang dimensi-dimensi kepribadian dan psikologi yang penting dalam klinik psikiatri secara akurat. Berdasarkan uji coba kepada Sdr. Emilya Gustina, Sdr. Ristuti Indriyani, dan Sdr. Rici Yusticia aplikasi ini sangat membantu bagi pasien jika psikolog lagi tidak ditempat. Namun hasil diagnosa hanya memiliki persentasi 70% dengan saran penggunaan dibawah pengawasan psikiater.