MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN POLA PEMASARAN TERNAK KELINCI (Lepus curpaeums) (STUDI kAHSUS di KECAMATANKABAWETAN KABUPATEN KEPAHIANG)

Main Authors: Desmiarti, Jessi, Sutriyono, Sutriyono, Bieng, Brata
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/15014/1/Skripsi%20Jessi%20Desmiarti.pdf
http://repository.unib.ac.id/15014/
Daftar Isi:
  • Kelinci merupakan salah satu komoditi peternakan yang potensial sebagai penyedia daging dan memepunyai potensi yang sangat besar dan mudah diusahakan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji manjemen pemeliharaan dan pola pemasaran ternak kelinci pada peternakan rakyat di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. Variabel yang diamati; identitas responden, manajemen pemeliharaan ternak kelinci (pemilihan bibit, reproduksi, kandang dan fasilitasnya, pemberian pakan, dan pemberantasan penyakit), populasi ternak, dan pola pemasaran. Data yang diperoleh ditabulasi dan disajikan dalam bentuk Tabel lalu dibahas secara deskriptif. Responden kelinci yang ada di Kecamatan Kabawetan sebanyak 17 orang. Hasil penelitian diperoleh; manajemen pemililihan bibit, umumnya peternak memilih bibit yang berasal dari indukan (47,01% ) dan anakan (52,95%). Kelinci dikawinkan dengan cara alami dengan rasio jantan betina rata rata 1 : 6. Bentuk kandang pada umunya peternak mengunakan kandang baterai. Kandang yang digunakan ukuranya cukup bervariasi. Atap kandang, 100% mengunakan atap berbahan seng, dinding kandang mengunakan bahan dari bambu (82,35%) sisanya mengunakan papan. Lantai kandang, mengunakan bahan bambu (94,12%) dan sisanya mengunakan papan (5,89%). Pakan kelinci diberikan sebanyak dua kali dalam sehari. Jenis pakan yang diberikan; ruput lapang (liar), wortel, daun singkong, kubis, daun sawi dan buncis. Sanitasi kandang dan pencegahan penyakit selalu dilakukan. Populasi ternak kelinci dalam 1 tahun terakhir sebanyak 4527 ekor; 49 ekor penjantan, 247 ekor betina, 3220 dijual, 621 mati, 372 anakan, dan 10 ekor kelinci dipotong. Pola pemasaran ternak kelinci, peternak menjual hasil ternak mereka ke pedagang pengumpul, ke pasar, langsung ke masyarakat dan ke warung sate di Curup. Kriteria penentuan harga dan waktu penjualan bibit ditentukan sendiri oleh peternak.