IDENTIFIKASI BAHAN KOAGULAN PADA BOKAR (BAHAN OLAH KARET) PETANI RAKYAT DI KABUPATEN SELUMA
Main Authors: | Wardoyo, Irfan, Daulay, Hasan Basri, Hidayat, Lukman |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/14995/1/SKRIPSI%20IRFAN%20WARDOYO%20%28E1G013043%29%20TEKNOLOGI%20PERTANIAN.pdf http://repository.unib.ac.id/14995/ |
Daftar Isi:
- Petani dalam menghasilkan bahan olah karet melalui serangkaian proses diantaranya adalah penyadapan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan getah lateks. Getah lateks hasil sadapan selanjutnya akan mengalir dan ditampung pada mangkuk sadap yang disebut dengan lump mangkuk. Lateks segar atau lateks kebun yang ditampung dalam mangkuk sadap dibiarkan membeku secara alami atau dengan menggunakan penambahan bahan koagulan seperti asam semut, asam sulfat dan pupuk TSP. Penggunaan koagulan dapat menentukan kondisi penggumpalan dan mutu akhir karet yang akan dihasilkan. Dalam pengolahan karet padat, seperti pembuatan karet remah, salah satu tahapan yang paling penting adalah proses penggumpalan lateks menggunakan bahan penggumpal (koagulan). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahan koagulan, bahan tambahan lain dan dosis koagulan pada bahan olah karet rakyat, serta untuk melihat hubungan dengan melihat perbedaan mutu yang dihasilkan dari berbagai mutu bahan olah karet. Penelitian ini menggunakan metode survei dan observasi terhadap petani karet di Kab. Seluma Pada dua Kecamatan yaitu Kecamatan Sukaraja dan Air Periukan berjumlah 100 respoden secara representative yang tersebar di enam desa. Dari hasil identifikasi selanjutnya akan dibuat dalam bentuk tabel, kemudian akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian menunjukan bahan koagulan yang digunakan oleh petani karet di dua Kecamatan tidak berdasarkan anjuran yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) SNI 06-2047-2002. Sebanyak 81,59% petani masih menggunakan bahan koagulan tidak berdasarkan anjuran yaitu pupuk TSP. Bahan tambahan lain yang banyak dimasukan oleh petani karet berupa air sebanyak 52,93% dan tatal sebanyak 51,52% dari total produksi.