KESEHATAN TEGAKAN CEMARA LAUT (Casuarina equisetifolia) DI KAWASAN PANTAI PANJANG BENGKULU

Main Authors: Sinambela, Sastro Naek, Apriyanto, Enggar, Suhartoyo, Hery
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/14983/1/Skripsi_Sastro_Naek.pdf
http://repository.unib.ac.id/14983/
Daftar Isi:
  • Kawasan Pantai Panjang bengkulu merupakan salah satu bentuk hutan pantai yanberada di kota Bengkulu. Pantai Panjang memiliki panjang ± 7 km dan luas ± 178,58 HaHutan pantai di kawasan Pantai Panjang Bengkulu didominasi oleh tegakan cemara laut. emara laut memiliki perakaran yang kuat dan daun berbentuk jarum sehingga cemara laut sangat baik digunakan sebagai shelterbelt diantaranya sebagai pemecah dan menahakecepatan angin (sebagai windbreak), habitat bagi satwa liar, mampu memperbaiki tana(pasir) yang mengandung kadar garam tinggi, dan mencegah abrasi pantai. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kesehatan tegakan cemara laudi kawasan Pantai Panjang Bengkulu pada kelas umur yang berbeda yaitu kelas umumuda (5 tahun), kelas umur sedang (11 tahun), dan kelas umur tua (> 20 tahun). Penelitiadilakukan selama 3 bulan dari bulan Februari – April 2015 di kawasan Pantai Panjanengkulu. Jumlah contoh yang diamati sejumlah 158 pohon, yang terdiri dari tegakan tua28, tegakan sedang 49, tegakan muda 81. Analisis kesehatan tegakan cemara laut di kawasan Pantai Panjang Bengkulu menggunakan metode Forest Health Monitorin(FHM). Metode ini merupakan salah satu cara menilai kesehatan hutan berdasarkapenilaian tingkat kerusakan (lokasi kerusakan, tipe kerusakan, dan tingkat keparahakerusakan) dan kondisi tajuk tegakan (rasio tajuk hidup, kerapatan tajuk, transparansitajuk, diameter tajuk, dan dieback). Tingkat kepekaan tegakan yang rentan berbeda – beda, sehingga berat ringannyintensitas kerusakan yang diderita oleh tiap tegakan cemara laut juga berbeda. Tipe kerusakan tegakan cemara laut yang dijumpai di hutan pantai Pantai Panjang adalah 10 tipedari 15 tipe yang dikemukakan oleh FHM. Tipe kerusakan yang paling banyak dijumpai dalah konk, badan buah dan indikator lapuk lanjut sebesar 47,20 % atau 135 kasus datotal 286 kasus yang dijumpai, sedangkan kerusakan yang paling jarang dijumpai adalahhilang ujung dominan atau mati pucuk sebesar 0,35 % atau 1 kasus saja. Bagian tegakan cemara laut yang paling banyak mengalami kerusakan adalahlokasi akar yaitu sebesar 38,46 % atau 110 lokasi kerusakan dari total 286 lokasi kerusakaang dijumpai. Lokasi kerusakan pada batang sebesar 23,78 % atau 68 lokasi kerusakadan lokasi kerusakan pada tajuk sebesar 37,76 % atau 108 lokasi kerusakan. Berdasarkan pengamatan melalui metode FHM diperoleh hasil bahwa kondisi kerusakan tegakan cemara laut di kawasan Pantai Panjang Bengkulu masih tergolong ringan dengan Nilai Indeks Kerusakan (NIK) sebesar 7,61. Tegakan muda memiliki NIK sebesar 5,98 (sehat), NIK tegakan sedang sebesar 6,49 (ringan), dan tegakan tua sebesar 10,37 (ringan). Tegakan cemara laut yang tercatat memiliki kerusakan sebanyak 142 pohon atau sekitar 89,87 % dari total 158 pohon yang diamati. Sekitar 31.01 % atau 49 pohon dari total tegakan cemara laut yang mengalami kerusakan masih tergolong sehat, tingkat kerusakan ringan sebesar 31,01 % atau 49 pohon, tingkat kerusakan sedang sebesar 25,32 % atau 40 pohon, dan tingkat kerusakan berat sebesar 2,53 % atau 4 pohon. Sedangkan tegakan cemara laut yang tidak mengalami kerusakan (sangat sehat) sebanyak 16 pohon atau sekitar 10,13 %. Berdasarkan kondisi tajuk (nilai VCR) tegakan cemara laut di kawasan Pantai Panjang Bengkulu : 2,53 % (4 pohon) memiliki nilai VCR yang tinggi; 24,68 % (39 pohon) memiliki nilai VCR yang sedang; 72,78 % (115 pohon) memiliki nilai VCR yang rendah; dan tidak ada cemara laut yang memiliki nilai VCR sangat rendah.