ANALISIS TATANIAGA UBI JALAR (Ipomoea batatas L) (KASUS KELURAHAN RIMBO KEDUI KECAMATAN SELUMA SELATAN KABUPATEN SELUMA)

Main Authors: Tirta, Yunus, Sriyoto, Sriyoto, Sukiyono, Ketut
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/14884/1/SKRIPSI%20YUNUS%20TIRTA%20%28E1D010054%29.pdf
http://repository.unib.ac.id/14884/
Daftar Isi:
  • Pembangunan pertanian dapat diarahkan pada peningkatan produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha. Salah satu komoditas pertanian pangan yang mempunyai prospek untuk dikembangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional adalah ubi jalar. Ubi jalar merupakan tanaman palawija sumber karbohidrat yang cukup potensial sebagai bahan penganekaragaman pangan dan agroindustri. Selain sebagai sumber karbohidrat, ubi jalar juga kaya akan vitamin A dan C serta mineral Ca. Selain itu ubi jalar merupakan tanaman dengan daya adaptasi yang luas, mudah disimpan dan mempunyai rasa enak. Hal ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru dalam bidang pengolahan hasil yang dapat meningkatkan pendapatan petani beserta keluarganya. Penduduk di Kecamatan Seluma Selatan khususnya di Kelurahan Rimbo Kedui rata-rata pada dasarnya bermata pencaharian sebagai petani dan salah satu tanaman yang banyak dibudidaya yaitu ubi jalar. Ubi jalar sangat cocok dibudidayakan di daerah tersebut, hal ini disebabkan di Kelurahan Rimbo Kedui memiliki areal yang subur dan mempunyai irigasi yang tersambung dengan Bendungan Seluma. Harga jual ubi jalar yang diterima petani terkadang masih sangat rendah apabila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Fluktuasi harga yang terus berlanjut membawa dampak semakin merosotnya pendapatan yang diperoleh. Selain itu, kurangnya informasi pasar menyebabkan lemahnya posisi petani dalam rantai pemasaran. Adanya perbedaan lokasi dan kegiatan lembaga tataniaga menyebabkan harga di tiap lembaga tataniaga menjadi berbeda. Masalah yang timbul adalah penyebaran harga dan keuntungan antar lembaga tataniaga kemungkinan tidak merata, akibatnya harga yang diterima petani menjadi rendah sedangkan konsumen harus membayar dengan harga yang cukup mahal. Analisis tataniaga ubi jalar di Kabupaten Seluma ini dilakukan untuk mengetahui sistem tataniaga serta tingkat efisiensinya. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah mengetahui saluran tataniaga, fungsi-fungsi tataniaga, serta menganalisa efisiensi saluran tataniaga berdasarkan marjin tataniaga, farmer’s share, rasio keuntungan dan biaya di Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan Kabupaten Seluma dengan menggunakan data primer dan data skunder. Data diambil dari petani ubi jalar dengan jumlah petani yang diteliti sebanyak 58 petani ubi jalar, penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus slovin. Sementara data diambil dari pedagang ubi jalar dengan jumlah pedagang yang diteliti sebanyak 11 pedagang ubi jalar, penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Snowball Sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Tataniaga ubi jalar di Kelurahan Rimbo Kedui terdapat saluran tataniaga, yaitu saluran tataniaga satu : Petani - Pedagang Pengumpul Kelurahan – Pedagang Pengumpul Kota - Pedagang Pengecer – Konsumen. Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh petani ubi jalar adalah fungsi penjualan, fungsi fisik berupa kegiatan pengemasan, pengangkutan dan fungsi fasilitas berupa informasi pasar, penanggungan resiko dan pembiayaan. Secara umum sistem pembayaran antar lembaga tataniaga dan petani dilakukan secara tunai dan harga produk berdasarkan mekanisme pasar. Berdasarkan perhitungan efisiensi tataniaga untuk komoditas ubi jalar, saluran tataniaga ubi jalar telah efisien yang dilihat dari rasio keuntungan dan biaya.