KONTROL SOSIAL TOKOH MASYARAKAT TERHADAP HUBUNGAN SEKSUAL DI LUAR NIKAH (Studi Kasus di Kelurahan Kandang Limun Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu)

Main Authors: Puspita Sari , Anita , Agus , Setyanto, Alex , Abdu Chalik
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/1488/1/Skripsi%20Anita%20Puspita%20Sari%20FE-2.pdf
http://repository.unib.ac.id/1488/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk kontrol sosial tokoh masyarakat terhadap hubungan seksual di luar nikah. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 19 orang yang terdiri dari 2 orang informan pangkal dan 17 orang informan pokok, dengan rincian 12 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaku hubungan seksual di luar nikah mayoritas adalah remaja usia sekolah baik pelajar maupun mahasiswa. Dampak yang ditimbulkan oleh adanya hubungan seksual di luar nikah ini meliputi dampak sosial, ekonomi serta psikologi. Dampak sosial hubungan seksual di luar nikah ini menimbulkan rasa malu baik pelaku maupun masyarakat lingkungan sekitar. Dampak segi ekonominya ialah bisnis kontrakan menjadi tidak lancar dikarenakan adanya pemberitaan terjadi hubungan seksual di luar nikah yang mencemarkan nama baik lingkungan. Pemilik kontrakan merasa, jika di awasi secara terus-menerus penghuni kost/penyewa akan merasa kurang nyaman karena kehidupan pribadinya terganggu sehingga meninggalkan tempat kost dan kemudian untuk dampak psikologinya masyarakat yang masih mengedepankan nilai-nilai dan ajaran agama merasa takut jika dilingkungan tempat mereka akan sial akibat aib yang telah dilakukan. Bentuk kontrol sosial adalah mengawasi, menegur, membimbing, mengajak (tindakan pencegahan/ prefentif), memaksa dan menghukum. Bentuk kontrol sosial yang dilakukan tokoh masyarakat tidak dijalankan secara sistematis, pengawasan diakui telah dilakukan tetapi untuk teguran dan bimbingan terkesan terlambat karena dilakukan setelah perbuatan hubungan seksual terjadi dan setelah itu baru menjatuhkan sanksi kepada pelaku.