ANALISIS PENDAPATAN USAHA DAN LOYALITAS KONSUMEN INDUSTRI KECIL KOPI BUBUK DI KOTA BENGKULU (Studi Kasus Industri Kecil Kopi Bubuk Aroma)

Main Authors: Rajagukguk, Archelina Anastasia, Romdhon, Mustopa, Irnad, Irnad
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/14836/1/ARCHELINA%20A%20R.pdf
http://repository.unib.ac.id/14836/
Daftar Isi:
  • Salah satu dari home industry yang memberikan peranan terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto adalah industri pengolahan kopi bubuk. Produksi kopi bubuk di Provinsi Bengkulu, setiap tahun kopi terus mengalami peningkatan. Kota Bengkulu sebagai Ibu Kota Provinsi Bengkulu menjadi pusat industri bagi Provinsi Bengkulu, dan sudah banyak pelaku industri yang melakoni usaha industri pengolahan biji kopi bubuk. Tantangan yang dihadapi pemilik usaha dengan skala kecil di pasar domestik adalah terbatasnya peralatan mekanis, fasilitas yang kurang memadai, harga jual yang rendah, terbatasnya modal, dan sumber daya yang kurang tersedia. Hal ini membuat para pengusaha industri kecil kopi bubuk bersaing dalam memberikan kualitas yang terbaik bagi konsumen agar konsumen dapat loyal terhadap produksi kopi olahannya. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan konsumsi kopi menjadi banyak industri pengolah kopi menciptakan produk-produk berkualitas. Saat ini perkembangan industri pengolahan kopi bubuk di Kota Bengkulu sangat pesat, baik dari segi kualitas, harga, lokasi dan promosi yang terus ditingkatkan untuk memanjakan pelanggannya. Dengan tingginya minat konsumen dalam mengkonsumsi kopi bubuk, maka setiap produsen tidak akan pernah berhenti untuk terus meningkatkan kemampuannya, karena berhenti berarti mati dan pasar akan direbut oleh produsen kopi merek lain. Produk yang dijadikan sebagai obyek penelitian dalam penelitian ini adalah kopi bubuk Aroma milik Pak Slamet di Jl.Hibrida Raya No 8 Kota Bengkulu. Pak Slamet adalah salah satu pengusaha kopi bubuk yang usahanya sudah berjalan sejak 25 tahun. Banyak faktor penghambat selama berdirinya usaha kopi bubuk milik pak Slamet, baik dari banyaknya pesaing dan selera konsumen yang selalu berubah dalam mengkonsumsi kopi bubuk. Perpindahan selera dalam konsumsi kopi adalah gejala yang umum terjadi dikalangan konsumen, namun dengan usaha dan tujuan pak Slamet yaitu untuk meningkatkan usaha dan kualitas produknya agar memperoleh laba semaksimal mungkin usaha kopi bubuk ini masih berjalan sampai saat ini dan dapat bersaing dengan industri kopi bubuk lainnya. Dari uraian latar belakang di atas, dapat menjadi dasar ketertarikan saya untuk meneliti : 1) Seberapa besar tingkat pendapatan industri kopi bubuk Aroma di Kota Bengkulu. 2) Seberapa besar tingkat loyalitas konsumen dan faktor-faktor yang berkorelasi terhadap kopi bubuk Aroma di Kota Bengkulu? Penelitian ini dilakukan pada usaha industri kecil kopi bubuk Aroma milik Pak Slamet yang berada di Jl.Hibrida Raya No 8 Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu pada tanggal 30 Oktober - 30 November 2015. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan usaha tersebut merupakan industri lokal pertama di Kota Bengkulu yang memproduksi kopi bubuk setiap hari. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan pemilik, penanggung jawab, dan tenaga kerja terkait yang berkompeten pada usaha budidaya ikan menggunakan kuisioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur atau pustaka, data-data dari jurnal, dan penelitian terdahulu. Alat analis yang digunakan adalah analisis pendapatan dengan menerapkan metode Full Costing dan Variable Costing. Dan analisis korelasi poduct moment untuk mengetahui faktor-faktor yang berkorelasi dengan loyalitas konumen. Setelah dianalisis diperoleh hasil pendapatan usaha kopi bubuk Aroma sebesar Rp 8.922.383,-/bulan. Dan tingkat loyalitas konsumen industri kecil kopi bubuk Aroma tergolong tingkat loyalitas tinggi. Faktor-faktor yang berkorelasi nyata terhadap loyalitas konsumen industri kecil kopi bubuk adalah variabel kualitas produk, dan variabel harga. Sedangkan lokasi dan promosi berkorelasi positif tak berarti.