Culture Shock dalam Komunikasi Antarbudaya Pada Warga Asing di Kota Bengkulu “ Studi Pada Klub Inggris Teman Anda (KITA)”
Main Authors: | Marsa, Selvin , Dedi, Supriyadi, Gushevinalti, Gushevinalti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/1477/1/SELVIN%20M%20fe%2022.pdf http://repository.unib.ac.id/1477/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini berjudul Culture Shock dalam Komunikasi Antarbudaya pada Warga Asing di Kota B en gkulu “S tudi p ada Klub Inggris Teman Anda (K ITA) ”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui culture shock dalam komunikasi antarbudaya yang dialami oleh native speaker (pembicara asli) KITA selama tinggal di kota Bengkulu, ditinjau dari hambatan-hambatan komunikasi yang sering muncul dalam komunikasi antarbudaya. Adapun hambatan-hambatan tersebut antara lain: hambatan fisik, persepsi, budaya, non-verbal, emosional, motivasi, bahasa, pengalaman, dan kompetisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yang mana peneliti berusaha mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai hambatan-hambatan komunikasi yang dapat menimbulkan gejala culture shock pada native speaker Klub Inggris Teman Anda (KITA) selama tinggal di Bengkulu. Subjek penelitian ini adalah native speaker yang berasal dari Amerika Serikat pada Klub Inggris Teman Anda (KITA) yang sudah menetap selama lebih dari enam bulan di kota Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para native speaker yang berasal dari Amerika Serikat memiliki kecenderungan culture shock tergolong cukup tinggi. Ini dikarenakan, mereka masih sulit berkomunikasi karena tidak menguasai bahasa Indonesia dengan baik, dan masih kurang nyaman dengan perbedaan budaya yang ada. Pada masalah adaptasi dengan lingkungan sekitar,mereka cenderung mengadopsi gaya komunikasi dan budaya tuan rumah. Hambatan komunikasi yang paling besar pengaruhnya dalam menimbulkan gejala culture shock pada native speaker KITA adalah hambatan bahasa. Secara Umum, gejala culture shock yang sering timbul pada native speaker KITA seperti, homesick, gangguan lambung, menarik diri dari lingkungan, mengalami stres, sakit kepala, mual-mual, dan kesulitan tidur. Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh informan seperti : mengembangkan hobi, berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan memelihara komunikasi dengan orang-orang yang memiliki budaya yang sama dengan mereka, bersabar, belajar bahasa daerah dan terkadang mereka menarik diri dari lingkungan agar mengurangi tingkat kecemasan yang akan timbul nantinya.