LAJU DEKOMPOSISI SERASAH TUMBUHAN BIDURI (Calotropis gigantea) PADA KERAPATAN YANG BERBEDA DI KAWASAN TAMAN WISATA ALAM PANTAI PANJANG DAN PULAU BAAI PROVINSI BENGKULU
Main Authors: | Aswandi, Aswandi, Puitranto, Puitranto, Apriyanto, Enggar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/14538/1/Skripsi%20Aswandi.pdf http://repository.unib.ac.id/14538/ |
Daftar Isi:
- Taman wisata alam adalah kawasan hutan konservasi yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata dan rekreasi. Kegiatan pariwisata yang dilaksanakan di hutan wisata alam tidak boleh bertentangan dengan prinsip konservasi dan perlindungan alam. Karena pada hakikatnya taman wisata alam masuk dalam kawasan pelestarian alam. Pentingnya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui laju dekomposisi serasah daun biduri (Calotropis spp.) di hutan pantai kawasan taman wisata alam pantai panjang dan pulau baai Bengkulu dan kemungkinan tumbuhan lain untuk hidup di sekitar ekosistem biduri tersebut. Dekomposisi serasah merupakan proses yang sangat penting dalam dinamika unsur hara pada suatu ekosistem. Daerah pantai berpasir sangat di pengaruhi pola arus dinamis, gelombang yang akan melepaskan energinya di pantai, angin yang juga merupakan pengangkut pasir, kisaran suhu yang luas, kekeringan, partikel yang padat (kekeruhan), dan substrat yang tidak stabil. Dengan kondisi pantai seperti itu sehingga menciptakan lingkungan yang ekstrim bagi tumbuhan dan menyebabkan tidak semua tumbuhan akan mampu hidup di sana. Pembentukan hutan pantai dimulai dari pembentukan ekositem pionir. Tumbuhan pionir merupakan tumbuhan yang mempunyai watak tahan hidup dalam kondisi tertekan akibat kekeringan, keasaman tinggi, dan kekurangan unsur hara. Kehadiran tumbuhan pionir pada lahan pantai tersebut memungkinkan tumbuhan lain untuk bisa hidup. Salah satu tumbuhan pionir yang ada di hutan pantai adalah tumbuhan biduri.Informasi mengenai kecepatan laju dekomposisi serasah merupakan hal yang penting untuk mengetahui besarnya pengurangan jumlah bahan organik yang terkandung dalam serasah serta kecepatan pengembalian hara mineral ke dalam tanah. Pengembalian unsur hara ke dalam tanah melalui proses dekomposisi menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas siklus hara sehingga keseimbangan ekosistem hutan dapat terjaga. Sebagai suatu proses yang dinamis, dekomposisi memiliki dimensi kecepatan yang mungkin berbeda dari waktu ke waktu tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut umumnya adalah faktor lingkungan seperti kelembapan tanah, ph tanah, dan juga curah hujan yang mempengaruhi pertumbuhan dekomposer. Faktor lain adalah komposisi kimia dari serasah dan mikroorganisme dari tanah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui laju dekomposisi serasah Biduri (Calotropis gigantea ) di Kawasan Taman Wisata Alam Pantai Panjang dan Pulau Baai dengan Kerapatan yang berbeda. Dengan mengukur penurunan bobot per minggunya. Selanjutnya setelah penurunan bobot diketahui maka akan akan dihitung laju dekomposisinya. Hasil dari penelitian tersebut akan di uji lanjut dengan menngunakan uji test untuk melihat selisih dari dua tempat yang berbeda tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju dekomposisi untuk setiap lokasi tidak berbeda nyata. Pada Lokasi rapat dan jarang untuk serasah daun selama 16 minggu pengamatan tidak berbeda nyata dan untuk serasah cabang, batang, dan ranting dilokasi rapat dan jarang tidak berbeda nyata.