SEBARAN DAN STRUKTUR POPULASI KETAPANG (Terminalia catappa) DI TAMAN WISATA ALAM (TWA) PANTAI PANJANG DAN PULAU BAAI PROVINSI BENGKULU
Main Authors: | Bimantara, Antonius Vallendry, Hidayat, M. Fajrin, Yansen, Yansen |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/14532/1/%5BSkripsi%5D%20Sebaran%20dan%20Struktur%20Populasi%20Ketapang%20%28Terminalia%20catappa%29%20di%20Taman%20Wisata%20Alam%20%28TWA%29%20Pantai%20Panjang%20dan%20Pulau%20Baai%20Provinsi%20Bengkulu.pdf http://repository.unib.ac.id/14532/ |
Daftar Isi:
- aman Wisata Alam (TWA) merupakan salah satu bagian dari bentuk pelestarian alam yang dimanfaatkan terutama untuk kepentingan pariwisata alam dan rekreasi. Secara administrasi pemerintahan, kawasan TWA Pantai Panjang dan Pulau Baai terletak di wilayah Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu dan merupakan salah satu kawasan pelestarian alam. TWA Pantai Panjang dan Pulau Baai sendiri mempunyai fungsi pokok sebagai sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya yang terutama dimanfaatkan untuk kegiatan wisata alam. TWA Pantai Panjang dan Pulau Baai sendiri memiliki berbagai macam jenis ekosistem tegakan hutan pantai. Salah satunya Ketapang (Terminalia catappa). Ketapang sendiri merupakan salah satu tanaman yang mampu hidup pada tanah yang kurang akan nutrisi, sehingga tanaman ini sangat mudah untuk dibudidayakan. Ketapang merupakan pohon besar dengan tinggi mencapai 25 m serta bertajuk rindang dengan cabang-cabang yang tumbuh mendatar dan bertingkat-tingkat serta bentuk dari tajuk yang menyerupai payung menjadikan tanaman ini sebagai peneduh. Tegakan Ketapang yang ada di lokasi TWA Pantai Panjang dan Pulau Baai merupakan tegakan yang tumbuh secara alami. Dari pertumbuhan secara alami ini, perlu dilakukan penelitian dengan melihat nilai ekologi dari tanaman tersebut. Pengambilan data dilakukan selama kurang lebih 4 (empat) bulan dimulai pada bulan Oktober 2016 dengan membuat plot berukuran 20 m x 20 m secara belt transek di sepanjang jalur sebelah kiri dari gerbang masuk jalur jalan utama TWA Pantai Panjang hingga ke ujung jalan dengan luasan areal ± 900 m x 20 m atau seluas 1,8 ha. Pengamatan yang dilakukan yakni mengukur diamter dan tinggi setiap strata tingkat pertumbuhan ketapang (anakan, tiang, pancang, dan pohon) yang ada di dalam plot pengamatan. Selain itu dilakukan pengukuan jarak terdekat antara individu terdekat dari setiap strata ketapang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pohon indukan ketapang yang ada di sekitar plot menambah individu dan jumlah dari setiap strata ketapang yang ada. Hal inilah yang menjadi penanda bahwa apabila terdapat pohon indukan di dalam atau di luar plot pengamatan, maka akan banyak pula individu ketapang yang ada. Dari bakal buah yang jatuh dari indukan, buah akan menjadi anakan, kemudian menjadi pancang, tiang dan pohon apa bila tidak ada faktor penggangu (manusia, hewan dan alam) maka buah akan berkembang lebih baik. Struktur populasi Ketapang mulai dari anakan, pancang, tiang, dan pohon merupakan populasi yang bersifat alami dan merupakan regenerasi dari pohon indukan yang ada. Adapun jumlah individu ketapang per-area mulai dari tingkat strata pohon adalah 10 pohon dengan rata-rata 1, untuk tingkat strata tiang memiliki jumlah 30 tiang dan rata-rata 1,88, sedangkan strata tingkat pancang 82 pancang dengan rata-rata 3,04 dan tingkat anakan memiliki jumlah 1075 dengan rata-rata 25,60 per-area. Berdasarkan perhitungan dari hasil analisi dengan Metode Pohon Terdekat menggun akan R umus C larks and Evan ’s A ggr e gati on Ind ex (R), diperole h hasil bahwa tingkat pertumbuhan setiap strata tegakan ketapang memiliki kerapatan dengan nilai distribusi tegakan R < 1. Strata anakan menunjukkan nilai R 0,202, untuk strata pancang menunjukkan nilai R sebesar 0,619, sedangkan strata tingkat tiang menunjukkan nilai R 0,748, yang artinya sebaran ketapang di TWA Pantai Panjang dan Pulau Baai adalah cenderung mengelompok (clumping).